Sejumlah aparat AS memang terlibat dalam penyelidikan insiden tersebut bersama dengan lima negara lainnya.
"Tidak ada keraguan dalam pikiran siapa pun di Washington terkait siapa yang bertanggung jawab untuk ini. Siapa lagi menurutmu bisa melakukannya? Seseorang dari Nepal?" paparnya menambahkan.
Bolton mengatakan dia akan bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, dan penasihat keamanan Mohammed, Sheikh Tahnoun bin Zayed Al-Nahyan, untuk membahas situasi keamanan di TImur Tengah yang tengah memanas.
"Kami tetap khawatir dan waspada sebisa kami. Kami merespons dan berkonsultasi lebih dekat dengan sekutu kami di wilayah itu untuk membahas apa yang harus dilakukan selanjutnya," papar Bolton seperti dikutip AFP.
AS bahkan disebut tengah mempertimbangkan mengerahkan pasukan tambahan ke Timur Tengah demi meningkatkan perlindungan armadanya di kawasan itu dari ancaman Iran.
Di saat bersamaan, ketegangan Iran dan Saudi, sekutu terdekat AS di kawasan, juga tengah meningkat terutama sejak insiden sabotase kapal tanker terjadi dan serangan pesawat nirawak terhadap instalasi minyak Saudi beberapa waktu lalu.
Saudi menuding Iran memerintahkan serangan drone yang diklaim oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman.
Selama ini, Iran kerap dituding mendukung kelompok Houthi dalam perang sipil di Yaman. Teheran membantah seluruh tudingan itu. (rds/ayp)
http://bit.ly/2JKYHEl
May 30, 2019 at 02:10AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2JKYHEl
via IFTTT
No comments:
Post a Comment