Wilayah perbatasan kedua negara yang umumnya dicap sebagai tempat berbahaya karena kerap dijadikan lokasi penyelundupan narkoba, penculikan, bahkan penyelundupan manusia, kini diwarnai dengan keseruan anak-anak asal AS dan Meksiko yang sedang bermain jungkat-jungkit sambil tertawa lepas pada Senin (29/7).
Dilansir CNN, ide pembuatan papan jungkat-jungkit berwarna merah muda mencolok itu pertama kali digagas oleh Ronald Rael, seorang profesor arsitektur di Universitas California, Barkeley bersama dengan Virginia San Fratello, yang juga seorang profesor asosiasi desain di Universitas San Jose, AS.
Dalam sebuah pernyataan, pihak Universitas California melaporkan bahwa orang-orang dari kedua negara terpisah itu berkumpul bersama untuk ikut bermain dalam "aksi pemersatu."
Sementara, dalam sebuah unggahan di Instagramnya, Rael menuliskan bahwa situasi di perbatasan itu "dipenuhi dengan kegembiraan, kegirangan, dan kebersamaan di tembok pembatas."
[Gambas:Video CNN]
"Dinding itu menjadi titik tumpu sesungguhnya dari hubungan AS dan Meksiko serta anak-anak dan orang dewasa yang saling terhubung secara bermakna antar kedua sisi dengan mengakui bahwa kegiatan yang terjadi di satu sisi akan memiliki dampak langsung terhadap sisi lainnya," kata Rael menambahkan.
Awalnya, gagasan ini dikenal dengan nama "Teeter-Totter Wall" yang telah direncanakan sejak 2009 silam oleh kedua profesor asal AS tersebut.
Kala itu, keduanya merancang konsep jungkat-jungkit antar AS dan Meksiko hanya untuk keperluan konten di buku mereka yang berjudul "Borderwall as Architecture." Dalam bukunya, mereka juga mencantumkan rasa humor dan daya cipta guna mengatasi kesia-siaan atas didirikannya tembok penghalang tersebut.
Namun, rancangan keduanya berhasil menjadi kenyataan dalam kurun 10 tahun kemudian. Rael bersama tim akhirnya memutuskan untuk membawa jungkat-jungkit itu ke Sunland Park, AS yang dipisahkan oleh pagar baja berupa pilar-pilar di Ciudad Juarez, Meksiko pada Senin kemarin.
Selain itu, Rael juga mengatakan di situs resmi bukunya bahwa proposal tanggapan yang sempat ia buat berusaha untuk "menata kembali atau mempertanyakan konstruksi, biaya, kinerja, dan makna dari pembangunan tembok (pembatas) tersebut."
(ajw/dea)
https://ift.tt/3351df1
August 01, 2019 at 01:54PM from CNN Indonesia https://ift.tt/3351df1
via IFTTT
No comments:
Post a Comment