AFP melaporkan bahwa bentrokan ini merupakan salah satu yang paling parah, di mana para demonstran melempari batu dan bom bensin ke arah aparat.
Aparat pun melawan dengan tembakan gas air mata, peluru karet, dan meriam air selama beberapa jam di sejumlah lokasi.
Berdasarkan data yang dihimpun AFP, unjuk rasa meluas di Australia, di mana 1.000 orang ikut serta dalam aksi di Sydney. Sementara itu, gerakan lainnya mulai menjalar di 40 lokasi di Eropa dan Amerika Utara.
Dengan kekuatan tersebut, demonstran di Hong Kong mengaku semakin bersemangat walaupun aparat melakukan tindak kekerasan.
Aksi ini sebenarnya mulai memanas sejak tiga bulan lalu. Awalnya, para demonstran menuntut pemerintah mencabut rancangan undang-undang ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus di Hong Kong diadili di wilayah lain, termasuk China.
Para demonstran tak terima karena menganggap sistem peradilan di China kerap kali bias, terutama jika berkaitan dengan Hong Kong sebagai wilayah otonom yang masih dianggap bagian dari daerah kedaulatan Beijing.
[Gambas:Video CNN]
Berawal dari penolakan RUU ekstradisi, demonstrasi itu pun berkembang hingga menggaungkan tuntutan agar Carrie mundur dan melepaskan Hong Kong dari China.
Demonstrasi pada akhir pekan ini sendiri digelar beberapa hari menjelang perayaan kemerdekaan China. Di ibu kota China, Beijing, militer sudah mempersiapkan parade besar-besaran dengan berbagai alutsisa yang bakal dipamerkan. (has)
https://ift.tt/2mKrxes
September 30, 2019 at 02:30PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2mKrxes
via IFTTT
No comments:
Post a Comment