Dilansir dari Antara, Senin (18/11), harga minyak mentah Brent untuk pengirim Januari menanjak 1,3 persen menjadi US$63,3 dolar AS per barel.
Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember sebesar 0,8 persen menjadi US$57,72 dolar AS per barel.
Pada pekan lalu, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan peluang AS mencapai kesepakatan perdagangan fase I dengan China sangat tinggi. "Kami sampai ke detail terakhir sekarang," ujar Ross.
Di sisi lain, kekhawatiran peningkatan pasokan minyak dunia membatasi penguatan harga. Laporan bulanan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pertumbuhan pasokan dari negara non-OPEC pada 2020 mencapai 2,3 juta barel per hari (bph) atau meningkat 27,8 persen dibandingkan tahun ini, 1,8 juta bph.
Produksi itu di antaranya berasal dari AS, Brazil, Norwegia, dan Guyana.
Khusus untuk AS, Badan Informasi Energi AS (EIA) menyatakan produksi minyak mentahnya terus meningkat hingga mencetak rekor 13 juta barel pada bulan ini.
[Gambas:Video CNN]
Namun, perusahaan jasa energi Baker Hughes menyatakan perusahaan-perusahaan energi AS memangkas jumlah rig minyak yang beroperasi sebanyak 10 rig pada pekan yang berakhir 15 November 2020. Imbasnya, jumlah rig yang beroperasi menjadi 674 rig, terendah sejak April 2017.
Sementara itu, OPEC memprediksi permintaan minyak mentah bakal turun 1,12 juta barel atau 3,6 persen menjadi 29,58 juta barel pada 2020. Kondisi ini mengakibatkan minyak dunia tahun depan diramal surplus 70 ribu bph.
https://ift.tt/2KuWX0S
November 18, 2019 at 02:26PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2KuWX0S
via IFTTT
No comments:
Post a Comment