"Percakapan di grup WhatsApp para pelaku tawuran geng motor mengatakan itu hiburan, walaupun sudah ada korban yang meninggal, mereka masih menginginkan tawuran lagi," jelas Kapolres Jakarta Utara Kombes Polisi Budhi Herdi saat jumpa pers di Mapolres Jakarta Utara, Selasa (26/11).
Grup WhatsApp itu dihuni oleh para pelaku yang terlibat tawuran. Kapolres kemudian membacakan beberapa petikan percakapan lain. Seperti, "makasih hiburannya ya, persahabatan ya, jangan ada dendam di antara kita".Kemudian, kata Budhi, ada yang mengatakan "Gila, teman gua koma, teman gua satu koma ya". Bahkan kata Kapolres, ada yang mengatakan "ga apa-apa, next time kita lanjut".
Budhi menegaskan temuan itu harus disikapi dengan baik. Jangan sampai generasi muda menjadi korban.
"Salah pergaulan maupun salah dalam memilih teman, sehingga akhirnya terjadi hal-hal pelanggaran hukum yang justru merugikan semua pihak," kata Budhi.
Sebelumnya, Polres Jakarta Utara menetapkan dua tersangka kasus tawuran berakhir pengeroyokan dan pembunuhan antar geng motor di Kelurahan Sunter Raya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Budhi mengatakan pengeroyokan itu mengakibatkan seorang korban bernama Herly Suprapto meninggal dunia.
Selain dua tersangka, polisi juga menetapkan satu orang sebagai penghasut dan empat orang masih dilakukan pendalaman.
Kasus itu dimulai ketika geng motor Sunter Kangkungan dan Vademangan (VDM) berjanji untuk melakukan "hiburan" dalam bentuk tawuran.
[Gambas:Video CNN]
Waktu ditentukan pertama kali pada Sabtu (23/11) malam, namun tawuran itu berhasil dihalau warga sehingga batal dilakukan. "Antara korban dan para pelaku sama-sama tergabung dalam satu grup WhatsApp," ujar Kapolres.
Saat kejadian itu, salah satu korban atas nama Herly Suprapto mengalami luka sabetan benda tajam. Korban sempat dilarikan ke RSUD Kemayoran dan dinyatakan meninggal dunia. (wis)
https://ift.tt/34ArkuE
November 27, 2019 at 01:56PM from CNN Indonesia https://ift.tt/34ArkuE
via IFTTT
No comments:
Post a Comment