Pages

Tuesday, December 4, 2018

Bintang Sekaligus Badut di Lapangan

Cerita Arena

Arby Rahmat, CNN Indonesia | Selasa, 04/12/2018 21:10 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Arena olahraga bisa menjadi arena duel kemampuan sekaligus panggung hiburan bagi para atlet. Gelagat, atraksi, ataupun perilaku 'aneh' bintang dunia di dalam lapangan menjadi bumbu sebuah laga semakin berwarna.

Dalam jurnal Motivation and Emotion, penulis Nicholas A. Kuiper dan Rod A. Martin sub judul bagian 'Laughter and Stress in Daily Life: Relation to Positive and Negative Affect (Tertawa dan Stres dalam Kehidupan Sehari-hari: Hubungan terhadap Efek Positif dan Negatif)' menyebut orang-orang dengan rasa humor yang besar berpotensi untuk terhindar dari efek buruk atau stres. Humor atau tawa pun dapat berfungsi untuk menyangga stres pada seseorang.

Dengan kata lain, di dunia olahraga, humor dapat membuat atlet yang senang berguyon secara psikologi lebih terhindar dari stres dibandingkan atlet lainnya. Gael Monfils, Shaquille O'Neal, Dennis Rodman, Zlatan Ibrahimovic, atau Conor McGregor, merupakan sebagian nama-nama atlet dunia yang dikenal lucu atau nyentrik di dalam maupun luar lapangan. Baik lewat aksi di lapangan, maupun secara verbal dalam sebuah wawancara.

Zlatan Ibrahimovic, misalnya. Penggemar sepak bola tentu tahu betul dengan tingkah laku dia yang menjadikan 'kesombongan' sebagai bahan guyonan.

"Arsene Wenger [mantan manajer Arsenal] meminta saya untuk trial dengan Arsenal ketika saya usia 17 tahun. Saya menolaknya. Zlatan tidak perlu audisi," tutur Ibrahimovic dalam sebuah wawancara.

Zlatan Ibrahimovic adalah sosok yang sering melontarkan kalimat-kalimat menarik.Zlatan Ibrahimovic adalah sosok yang sering melontarkan kalimat-kalimat menarik. (USA TODAY Sports/REUTERS/Gary A. Vasquez-)
Ibra lahir di Malmo, Swedia, pada 3 Oktober 1981. Ayah dia, Sefik Ibrahimovic, merupakan seorang muslim yang pindah ke Swedia pada 1977. Sedangkan sang ibu, Jurka Gavic, menganut agama Katolik yang juga pindah dari Kroasia ke Swedia.

Selain mahir bermain bola kaki, Ibra juga menyandang sabuk hitam taekwondo dan menguasai lima bahasa asing yakni Swedia, Bosnia, Inggris, Spanyol, dan Italia. Ilmu bela diri yang ia miliki terkadang juga ia terapkan dalam dunia sepak bola.

Misalnya, ketika pertandingan Timnas Swedia lawan Italia dalam penyisihan Grup C Piala Eropa di Estadio Do Drago pada 18 Juni 2004. Italia unggul lebih dulu lewat gol Antonio Cassano pada menit ke-37. Swedia baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-85 lewat gol sensasional dari Ibra. Ia sukses memanfaatkan bola liar hasil kemelut dalam kotak penalti, dan menendang bola dengan kaki kanan luar bak jurus tendangan memutar taekwondo.

Selain menghibur di dalam lapangan, Ibra juga gemar melontarkan komentar-komentar menggelitik di sejumlah wawancara seperti saat dia berbincang dengan Jimmy Kimmel pada April 2018. Saat itu, Ibra ditanya sang pembawa acara tentang cara dia mengatasi kehebohan penggemar di Amerika pasca kepindahan dia dari Manchester United ke LA Galaxy.

"Di Eropa, sepak bola itu besar. Ketika saya pergi ke manapun, orang-orang jadi 'menggila'. Dan ada orang yang bilang ke saya, 'Nanti kalau Anda ke Los Angeles, jangan khawatir. Anda bisa berjalan tenang di jalanan.

"Namun kenyataannya, saya langsung sibuk melayani para penggemar setiba di Amerika. Itu salah saya. Karena jika Anda bermain sebaik saya, [itu yang terjadi]," ucap Ibra yang langsung disambut sorakan dan tepuk tangan penonton.

Gael Monfils yang Suka Meluncur

Sementara itu di dunia tenis, petenis Prancis Gael Monfils terkenal dengan julukan Sliderman (Pria Peluncur). Ia dijuluki demikian bukan tanpa alasan melainkan atraksi di lapangan. Pria bertinggi badan 193 sentimeter ini seringkali memukul bola sambil meluncur sekaligus mengerem laju tubuhnya di lapangan.

Sejumlah orang percaya bahwa kata 'tenis' atau dalam bahasa Inggris 'tennis', berasal dari bahasa Prancis yakni 'tenez' yang berarti 'tahan dulu!', 'terima!' atau 'ambil!'. Istilah 'tennis' sendiri baru dikenal pada pertengahan abad ke-13 di Inggris. Kendati tidak ada bukti yang cukup, para sejarawan percaya cikal bakal olahraga tenis berasal dari Prancis. Mungkin latar belakang itulah yang menyebabkan Monfils sebagai pria yang lahir di Paris menjadi begitu nyaman, atau mungkin terlalu nyaman dalam bermain tenis.

Gael Monfils sering menunjukkan aksi akrobatik di lapangan.Gael Monfils sering menunjukkan aksi akrobatik di lapangan. (REUTERS/Jason O'Brien)
"Sejujurnya, tenis itu seperti olahraga untuk menghibur diri saya sendiri. Dan jika orang suka dengan hiburan yang saya ciptakan, saya merasa lebih dari senang," ucap Monfils seperti yang dikutip dari video yang diunggah CNN di YouTube pada 21 Agustus 2015.

Monfils merupakan pria keturunan keluarga berdarah Prancis dan Karibia. Ayahnya, Rufin, adalah seorang mantan pesepakbola yang kemudian bekerja sebagai agen pemain untuk France Telecom. Sedangkan sang ibu, Sylvette, adalah seorang suster dari kepulauan Martinique.

Bakat Monfils di olahraga tenis mulai terlihat ketika dia juara turnamen Jerman Terbuka Junior pada 2002. Ia masih berusia 16 tahun saat itu dan selanjutnya terpilih mewakili Prancis dalam Piala Davis junior di akhir tahun tersebut.

Monfils tumbuh di tengah keluarga yang cukup harmonis dan gemar olahraga. Adiknya, Daryl Monfils, juga bermain tenis.

Petenis tunggal putra no.29 dunia per 5 November ini adalah salah satu petenis yang memiliki karakter berwarna di dunia tenis. Hal itu salah satunya terlihat dalam pertandingan di Amerika Terbuka pada 2014. Ia seakan 'menyetrum' senyum para penonton dengan cara dia bermain di lapangan.

Aksi unik Monfils saat bermain ditunjukkan ketika dia bertanding lawan petenis Colombia Alejandro Gonzalez dalam putaran kedua Amerika Terbuka 2014. Ia membalikkan bola Gonzales dengan pukulan forehand kencang sambil melompat dengan kedua kaki terbuka lebar. Gaya yang tidak biasa ditunjukkan petenis dunia manapun. Akan tetapi, meski pukulan itu terlihat bercanda, Monfils mendapat poin lantaran pukulannya gagal dikembalikan Gonzales. Penonton pun bersorak dan bertepuk tangan dengan meriah.

"Saya ingin bermain tenis sambil melompat, Anda tahu? Ya, saya bermain tenis untuk menang," ujar Monfils.

"Tapi ketika saya mulai bermain tenis, Mama saya selalu mengatakan agar bermain dengan enjoy. Jadi jika Anda ingin saya melakukan hal yang 'gila', saya akan melakukannya," tuturnya menambahkan.

Selain itu, Monfils seringkali menampilkan pukulan-pukulan tenis yang tak terpikirkan sebelumnya. Misalnya backhand tanpa melihat lawan, pukulan diantara kedua kaki, pukulan menyamping dengan gaya seperti duduk, pukulan dengan gaya pura-pura santai, dan sebagainya. Tubuhnya yang jangkung sebagai seorang petenis semakin membuat setiap aksinya tampak lucu.


1 dari 2

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2Rwy2vh
December 05, 2018 at 04:10AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Rwy2vh
via IFTTT

No comments:

Post a Comment