"Penyusutan volume itu sampai 60 persen atau dua per tiga dari volume awal," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gerakan Tanah (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Solihin seperti dilaporkan Antara, Minggu (30/12).
Ia menjelaskan penyusutan volume Anak Krakatau itu hingga 180 juta meter kubik ke laut itu dipastikan menyisakan antara 40 sampai 70 juta meter kubik.
Sejak Kamis (27/12) lalu, tercatat ada 14 kali letusan per menit. Sehari kemudian GAK tercatat mengeluarkan sembilan letusan per menit.
GAK mengeluarkan letusan dengan tinggi asap maksimum 200-300 meter di atas puncak kawah. Sedangkan abu vulkanik bergerak ke arah timur-timur laut. Namun pada Jumat pukul 14.00 WIB, GAK berhenti meletus. Tetapi akibat erupsi Surtseyan serta erosi yang terjadi pada 24 hingga 27 Desember, volume bentuk GAK mengalami perubahan.
Akibatnya tinggi gunung juga menurun. Berdasarkan analisis visual, Anak Krakatau yang semula tingginya 338 meter, namun kini terkikis menjadi 110 meter.
Selain itu juga Anak Krakatau menjadi lebih rendah dibandingkan Pulau Sertung. Menurut Agus, tinggi Pulau Sertung hingga kini mencapai 182 meter, sehingga Anak Krakatau lebih rendah menjadi 110 meter.
"Kami berharap menyusutnya volume gunung itu tidak menimbulkan tsunami," katanya.
Masih berstatus Siaga III
Agus menjelaskan status Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda Banten hingga kini masih dalam status Siaga level III setelah beberapa hari terakhir aktvitas kegempaan mengalami penurunan.
Masyarakat diminta untuk tidak mendekati gunung tersebut dalam radius lima kilometer. Selain itu juga masyarakat agar menyiapkan masker,apabila terjadi hujan abu. Saat ini tiupan angin bergerak ke arah timur laut dengan ketinggian asap 1.000 meter.
"Kami berharap adanya penyusutan volume gunung bisa ditetapkan status kembali normal," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Anak Krakatau Kushendratno menyatakan aktivitas kegempaan gunung tersebut mengalami penurunan drastis.
Sehari sebelumnya aktivitas letusan terjadi 54 kali disertai 65 hembusan dan satu tremor. Namun sejak Minggu pagi hingga siang ini tercatat alat seismograf Pos GAK Pasauran Cinangka Kabupaten Serang hanya tiga kali letusan diserta 21 hembusan.
Karena itu, aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau terjadi penurunan drastis dibandingkan hari sebelumnya.
"Kami mengimbau warga maupun nelayan agar tidak mendekati letusan, karena membahayakan dan menjadikan ancaman keselamatan jiwa," katanya.
Ia mengatakan, meski tren letusan mengalami penurunan aktivitas kegempaan, namun statusnya belum diubah menjadi waspada. Sebab, penurunan aktivitas kegempaan GAK masih dalam evaluasi.
(Antara/DAL)http://bit.ly/2Am8o5O
December 31, 2018 at 04:18AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Am8o5O
via IFTTT
No comments:
Post a Comment