Pages

Sunday, December 30, 2018

Psikolog soal Sekolah Ibu: Ayah Juga Butuh Belajar

Jakarta, CNN Indonesia -- Program Sekolah Ibu yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mendapat sorotan. Sebab, Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan, melalui akun Instagram-nya, menyinggung kebutuhan sekolah ibu untuk memberi pemahaman kepada sang ibu tentang berumah tangga, menghadapi suami dan anak.

Tidak cuma itu, Hengky juga mengkait-kaitkan pentingnya Sekolah Ibu karena dapat menekan angka perceraian. Di wilayah pemerintahannya, periode 5-30 November 2018, terdapat 244 kasus perceraian. Jika dibagi rata-rata, ia menghitung setiap harinya ada 9 hingga 10 kasus perceraian yang didaftarkan.

Pesinetron Senandung Masa Puber tersebut juga memamerkan kesuksesan Sekolah Ibu di Bogor. Klaim kesuksesan disampaikan Hengky dari gugatan cerai yang ditarik salah satu ibu, peserta Sekolah Ibu.


Menanggapi hal itu, Psikolog Keluarga Roslina Verauli angkat suara. Menurut dia, dalam membina rumah tangga, pembelajaran sama-sama dibutuhkan oleh ibu dan juga ayah. "Ayah dan ibu butuh belajar untuk berkomunikasi dalam mengatasi konflik. Sehingga, terhindar dari risiko perceraian. Banyak yang gagal karena tidak bisa menyelesaikan konflik," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (30/12).

Psikolog yang akrab disapa Vera itu menyebut beberapa poin penting yang mesti dipelajari dalam berumah tangga. Mulai dari kemampuan komunikasi, menyampaikan keluhan, mengatasi konflik, sehingga tidak berujung pada kekerasan, termasuk juga di antaranya mengelola emosi negatif.

"Hal-hal ini yang kita tidak terbiasa. Sebelum berumah tangga biasanya hanya menyiapkan pesta pernikahan, tapi lupa menyiapkan secara psikososial untuk berumah tangga," tutur Vera.


Pelajaran ini, tentunya bukan semata untuk kaum ibu saja. Para ayah juga perlu mempelajari hal ini karena hubungan dalam berumah tangga dibangun dua belah pihak, bukan hanya ibu saja. "Buat apa ibu pintar, tapi ayahnya tidak," terang Vera.

Tips Mengelola Konflik

Sebetulnya, Vera mengatakan konflik dalam rumah tangga menunjukkan ciri pernikahan yang sehat. Namun, yang membedakan dalam rumah tangga yang sehat adalah konflik terselesaikan dengan penuh cinta dan pasangan terus berkembang.

Sebaliknya, pada rumah tangga yang tidak sehat, pasangan tak bisa menyelesaikan konflik, bahkan tak berani memilikinya. Vera pun membagikan tips untuk mengelola konflik mulai dari menyampaikan keluhan.


Banyak konflik berawal dari pasangan yang tak bisa mengutarakan keluhan dengan baik. Makanya, menurut Vera, mengutarakan keluhan itu sebaiknya diawali dengan I Message atau menggunakan kata saya.

"Teknik menyampaikan keluhan ini sebaiknya menggunakan I Message bukan You Message. Seperti saya marah, saya merasa tertekan, saya tidak dipahami. Bukan kamu tidak paham, kamu tidak cinta," ungkapnya.

Vera menyebut penggunaan You Message dalam menyampaikan keluhan hanya akan membuat pasangan merasa terserang. You Message sebaiknya digunakan untuk memuji pasangan, seperti kamu cantik atau kamu pengertian.


Penggunaan I Message ini bertujuan untuk membuka diri kepada pasangan dan berujung saling introspeksi.

Dalam menyelesaikan konflik, Vera menyarankan fokus pada isu masalah bukan siapa yang bermasalah.

"Sering kali kita melenceng atau tidak terlatih melihat pokok persoalan. Ini membuat kita tidak berpikir rasional dan mengedepankan emosi," tandasnya.

(ptj/bir)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2VicKnG
December 31, 2018 at 04:55AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2VicKnG
via IFTTT

No comments:

Post a Comment