"Enggak ada, saya ke sana (Lapas Sukamiskin) enggak ada," kata Setnov sebelum bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (18/12).
Setnov mengklaim tak pernah ditawari menggunakan 'bilik cinta' tersebut. Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan tak pernah mendengar keberadaan kamar yang disewakan Fahmi sebesar Rp650 ribu itu.
Menurut Setnov, saat ini pengawasan di Lapas Sukamiskin lebih ketat. Bahkan, kata terpidana korupsi e-KTP itu, setiap kamar narapidana rutin diperiksa petugas lapas.
"Terus semua diperiksain, kamar-kamar diperiksain, elektronik-elektronik semua diperiksain. Semua diperiksa," ujarnya.
Belum Bertemu Keponakan
Lebih lanjut, Setnov mengatakan belum rutin bertemu dengan keponakannya Irvanto Hendra Pambudi Cahyo alias Irvanto di Lapas Sukamiskin. Irvanto baru saja dieksekusi bersama pengusaha Made Oka Masagung ke penjara khusus koruptor itu.
Setnov mengaku kasihan dengan Irvanto yang divonis 10 tahun penjara dalam kasus korupsi e-KTP. Padahal, kata dia, Irvanto hanya sebagai perantara dalam proyek yang ditaksir merugikan negara hingga Rp2,3 triliun itu.
"Beratnya luar biasa ya, masih muda saya tahu betul gimana dia digunakan oleh Andi Narogong itu. Terus dapat hukuman yang lebih berat daripada Andi Narogong. Tentu kasian," ujarnya.
Setnov menambahkan dia juga sempat bertemu Gubernur nonaktif Jambi Zumi Zola yang baru dikirim ke Lapas Sukamiskin pada Jumat pekan lalu.
Untuk saat ini, Setnov yang divonis 15 tahun penjara itu mengaku lebih banyak beribadah. Setnov menganalogikan penjara sebagai pesantren untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
"Namanya pesantren kan, belajar betul-betul. Belajar prihatin betul-betul. Ya berdoa lah supaya yang dizalimi dimaafin. Yang dizalimi kita maafkan seikhlas-ikhlasnya," kata dia. (fra/ain)
https://ift.tt/2rHdwN9
December 18, 2018 at 10:48PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2rHdwN9
via IFTTT
No comments:
Post a Comment