Manajer Arsenal Unai Emery menjadikan laga Derbi London menghadapi Chelsea sebagai pertandingan akbar sekaligus kunci untuk masuk ke dalam persaingan zona Liga Champions.
Ambisi The Gunners masuk dalam jajaran papan atas Liga Inggris musim ini terwujud. Skor akhir 2-0 menjaga keberadaan mereka di zona Eropa dan kembali menggeser Manchester United dari peringkat kelima serta memangkas jarak dengan Chelsea menjadi tiga poin saja.Sejak wasit Anthony Taylor meniup peluit tanda pertandingan dimulai, Arsenal menampilkan gaya bermain yang penuh gairah dan ngotot meraih kemenangan. Sebaliknya, hal tersebut tidak dimiliki sang tamu.
Arsenal memiliki peluang di menit awal berkat keteledoran pemain belakang The Blues yang seperti tidak siap tampil menghadapi pertandingan derbi.
Antonio Ruediger dan David Luiz yang menjadi palang pintu Chelsea beberapa kali langsung berhadapan dengan serangan berbahaya tuan rumah. Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette tampak berbahaya dengan permainan cepat di permulaan pertandingan.
Pemain-pemain Arsenal merayakan kemenangan atas Chelsea. (REUTERS/Hannah Mckay)
|
Dalam laga pekan ke-23 di Stadion Emirates, bola mati memiliki porsi tersendiri. Dua gol Arsenal memang berasal dari situasi set piece, yang pertama melalui sepak pojok dan yang kedua berasal dari tendangan bebas.
Emery seperti sudah mempersiapkan tim menghadapi pertahanan kokoh lawan sehingga menginstruksikan anak asuhnya mencetak gol dari berbagai peluang.
The Blues merupakan salah satu kesebelasan dengan catatan kebobolan terbaik pada kompetisi domestik Inggris musim ini. Gawang yang dijaga Kepa Arrizabalaga baru 17 kali dibobol lawan sebelum bertemu Arsenal. Catatan tersebut sama dengan Manchester City dan hanya lebih buruk ketimbang Liverpool.Bisa saja pilihan Arsenal mengambil sepak pojok pendek, seperti yang dipraktikkan sebagai pemula gol pertama, menjadi strategi untuk membongkar pertahanan dan hal tersebut terbukti dengan adanya sedikit celah yang jeli dimanfaatkan Lacazette.
Terlepas dari latihan tendangan bebas yang dilakukan Arsenal, lini pertahanan Chelsea tidak mencerminkan ketangguhan. Gol kedua yang diawali sepakan bebas Lucas Torreira menunjukkan kelengahan pemain-pemain Chelsea dan menimbulkan keberuntungan bagi Laurent Koscielny.
Gol Alexandre Lacazette membuka kemenangan Arsenal atas Chelsea. (REUTERS/Hannah Mckay)
|
Bermain tanpa ujung tombak murni dan mengandalkan Eden Hazard menjadi cara yang sudah diakrabi Sarri. Namun pilihan itu agaknya bukan solusi yang dapat menjamin produktivitas tim karena Chelsea tidak mampu berkutik.
Hazard dan kawan-kawan mampu menguasai bola dan tampil dominan dengan catatan possesion 64,3 persen. Tetapi 'hegemoni' Chelsea itu tak berarti apapun lantaran sonder gol.
Arsenal bermain sempit dan menaruh banyak pemain di 'koridor' tengah hingga half-space yang membuat Chelsea kesulitan masuk dan memilih bermain di 'koridor' sisi di kanan dan kiri.
Untuk menembus ke zona emas atau kotak penalti, Chelsea memiliki dua opsi: Satu, opsi umpan panjang yang mudah dibaca oleh pemain-pemain termasuk bek tengah dan kiper. Kedua, mendekatkan bola ke tengah yang sudah dipenuhi pemain Arsenal yang menumpuk.
Arsenal pun berusaha meminimalkan celah-celah atau area-area kosong yang bisa dimanfaatkan Chelsea untuk mencetak peluang lewat permainan ala Sarrismo.Bagi Chelsea, kekalahan membuat mereka belum bisa terlepas dari keraguan bangkit pada musim ini. Sementara untuk Arsenal, kemenangan mungkin menjadi tanda bisa melupakan Oezil. </span>
http://bit.ly/2DoY1QL
January 21, 2019 at 02:01AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2DoY1QL
via IFTTT
No comments:
Post a Comment