Bawaslu meminta rekomendasi penilaian terkait konten artikel yang dimuat di Tabloid Indonesia Barokah apakah tergolong opini, fitnah, hoaks atau ujaran kebencian.
"Kami terima laporan berikut barang bukti tabloidnya, supaya dapat mengkaji apakah masuk unsur pelanggaran atau tidak, kami minta rekomendasi dari Dewan Pers untuk menilai konten artikel yang dimuat di dalamnya," kata Koordinator Divisi Humas dan Antarlembaga Bawaslu Jawa Tengah Rofiudin.
Dia mengatakan jika ditemukan artikel yang mengandung fitnah, hoaks dan kebencian, bahkan merugikan salah satu pasangan capres-cawapres, maka Bawaslu dapat menggolongkannya sebagai kampanye hitam atau black campaign. Hal itu pun masuk unsur pelanggaran UU Pemilu.
"Kalau memang ada black campaign maka pastinya ini sudah pelanggaran, terlebih merugikan salah satu pasangan capres-cawapres," tambah Rofiudin.
Tabloid Indonesia Barokah beredar luas di Jawa Tengah, termasuk di sejumlah masjid dan ponpes.
Di tempat terpisah, Ketua Bawaslu Daerah Istimewa Yogyakarta, Bagus Sarwono mengatakan pihaknya menemukan paket berisi 6.000 eksemplar tabloid "Indonesia Barokah" di Kantor Pos Plemburan, Mlati, Kabupaten Sleman. Tabloid itu ditujukan untuk tiga wilayah di DIY.
"6.000 tabloid itu ditujukan untuk wilayah Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta," kata Bagus seperti dikutip Antara, Kamis (24/1).
Saat ini Bawaslu DIY hanya sekadar melakukan pendataan terhadap tabloid itu untuk dikaji dan dilaporkan ke Bawaslu RI.
Sementara Bawaslu Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, juga menemukan ribuan tabloid Indonesia Barokah yang diduga bermuatan kampanye hitam. Tabloid itu dikirim melalui berbagai kantor pos.
Ketua Bawaslu Gunung Kidul Is Sumarasono di Gunung Kidul membenarkan laporan dugaan peredaran tabloid Indonesia Barokah di daerah tersebut.
"Bawaslu menemukan 1.771 amplop berisi tabloid tersebut yang tersebar di 13 kantor pos di seluruh Gunung Kidul. Sebanyak 68 amplop di antaranya telah diantar ke alamat tujuan pengirim," kata Is Sumarsono.
(dmr/pmg)http://bit.ly/2T9JVbl
January 25, 2019 at 03:22AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2T9JVbl
via IFTTT
No comments:
Post a Comment