Langkah ini dilakukan guna menelusuri jaringan komunikasi Bagus sebelum mengunggah konten berita bohong (hoaks) berisi kabar tujuh kontainer berisi surat suara Pemilu 2019 sudah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Meskipun sudah hilang nanti kami hidupkan kembali. Nanti jalur komunikasi, baik voice note (lewat) Whatsapp atau Telegram itu bisa (ditelusuri)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polro Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu (9/1).
Namun demikian, ia menyatakan bahwa proses pengaktifan kembali nomor telepon seluler yang telah dibuang oleh BBP memerlukan waktu. Jenderal bintang satu itu berkata pihaknya masih melakukan proses penyidikan terhadap barang bukti yang ada lebih dahulu.
Lebih dari itu, Dedi berkata penyidik belum mengetahui motif BBP membuat dan menyebarkan konten hoaks berisi kabar tujuh kontainer berisi surat suara Pemilu 2019 sudah dicoblos di Tanjung Priok. Menurutnya, penyidik masih mendalami lebih lanjut terkait hal tersebut.
Berdasarkan penyidikan sementara, Dedi mengatakan ide membuat, mengunggah, hingga menyebarkan konten hoaks berisi kabar tujuh kontainer berisi surat suara Pemilu 2019 sudah dicoblos di Tanjung Priok lahir dari pemikiran BBP sendiri, bukan pesanan pihak tertentu."Dari hasil pemeriksaan sementara idenya dia (BBP)," kata Dedi.
BBP ditangkap di Sragen, Jawa Tengah pada Senin (7/1). Sehari berselang, ia pun ditetapkan sebagai tersangka dengan dijerat Pasal 14 ayat 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
BBP merupakan tersangka keempat dalam kasus hoaks kabar tujuh kontainer berisi surat suara Pemilu 2019 sudah dicoblos di Tanjung Priok.Sebelumnya, polisi sudah menetapkan tiga tersangka, yakni HY, LS, dan J. Ketiga orang tersebut diduga berperan menerima konten hoaks tanpa mengonfirmasi kebenaran isi konten dan langsung menyebarkannya melalui akun Facebook. (mts/osc)
http://bit.ly/2RhIWJw
January 10, 2019 at 01:52AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2RhIWJw
via IFTTT
No comments:
Post a Comment