"Dengan perizinan yang dibutuhkan dari Kongres, NASA telah melakukan diskusi dengan China soal kemungkinan untuk mengamati pendaratan pesawat Chang'e 4 di Bulan menggunakan instrumen pesawat (LRO LAMP) @NASAMoon kami," jelas associate administrator untuk Direktorat Misi Sains NASA, Thomas Zurbuchen, di akun Twitter.
[Gambas:Twitter]
Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) adalah instrumen yang diorbitkan NASA di Bulan untuk memotret objek yang mendarat di Bulan dan mengamati dampak pendaratan itu terhadap permukaan bulan. Hal ini penting untuk diamati karena bisa menjadi petunjuk untuk membuat model bagaimana air dan material lain bisa dipindahkan dari kawah ke dekat kutub Bulan, seperti dikutip dari situs NASA.
Pernyataan Zurbuchen ini mengonfirmasi pernyataan serupa dari Kepala Komandan Deputi Program Eksplorasi Bulan China, Wu Yanhua, Senin lalu. Lewat kerjasama ini, NASA akan berbagi informasi dari satelit LRO AS, sementara China berbagi informasi soal letak garis lintang dan bujur, dan waktu pendaratan, seperti dilaporkan AFP.
NASA hendak mengambil data soal bagaimana debu bulan bereaksi ketika Chang'e 4 mendarat di bulan. Tapi saat Chang'e 4 mendarat mereka tak bisa memposisikan LRO di lokasi yang optimal. Dengan data debu itu, para peneliti bisa memperkirakan bagaimana mereka akan mendarat di Bulan pada misi-misi berikutnya.Sejak pendaratan China, LRO telah mengumpulkan data yang saat ini tengah dianalisa. Awalnya LRO diperkirakan akan merekam gambar pendaratan Change'e 4 pada 31 Januari. Hal serupa sempat dilakukan instrumen ini ketika China menjalankan misi Chang'e 3.
NASA juga telah bekerjasama dengan Israel yang juga akan mendaratkan pesawat antariksa mereka di Bulan dalam beberapa bulan mendatang. NASA tidak hanya membantu pengamatan pendaratan dari LRO dan dukungan komunikasi. Tapi juga mengembangkan laser retroreflektor di wilayah pendaratan Israel. (eks/eks)
http://bit.ly/2szQAA1
January 21, 2019 at 03:50PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2szQAA1
via IFTTT
No comments:
Post a Comment