Setelah peta jalan ini keluar, Darmin berharap angkatan kerja Indonesia bisa memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi sehingga memiliki kompensasi yang juga mumpuni. Apalagi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per November silam, 58,78 persen dari jumlah penduduk bekerja sebanyak 124,01 juta orang merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Jadi memang rancangannya sudah tuntas, dalam seminggu ini roadmap untuk pendidikan vokasi sudah bisa dijelaskan dan dirincikan ke publik," jelas Darmin, Selasa (8/1).
Lebih lanjut, ia merinci beberapa poin utama terkait peta jalan tersebut. Pertama, akan ada perubahan kurikulum dasar bagi jenjang pendidikan SMK. Jika dulu kurikulum berbasis praktik dan teori, maka kini kurikulumnya akan terdiri dari praktik, teori, dan magang.
Kedua, kurikulum yang disediakan akan fokus dan tidak mengikutsertakan mata pelajaran lain. Ia mencontohkan, jika ada siswa yang belajar di vokasi otomotif, maka sudah sejatinya pendidikan otomotif saja yang diberikan sedari awal.
"Jangan sampai, siswa SMK diberikan pendidikan yang hanya normatof-normatif saja. Harus ada modul yang jelas, jangan terlalu banyak yang diajarkan," terang dia.
Ketiga, tenaga pengajar harus sudah memiliki pengalaman kerja di industri. Ini agar siswa-siswi SMK mendapat gambaran jelas mengenai pekerjaan sesungguhnya di dunia nyata.
"Dan ini bukan saja untuk SMK, namun juga merambah ke Balai Latihan Kerja (BLK) serta beberapa politeknik," imbuh dia.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan peta jalan vokasi ini bisa melengkapi program link and match yang sudah dilakukan instansinya dalam beberapa tahun terakhir. Adapun program link and match mewajibkan perusahaan untuk mengakomodasi kurikulum SMK yang berada di wilayah industri itu beroperasi.
Saat ini, program link and match sudah berjalan di 1.700 SMK dan melibatkan 600 industri. Rencananya, akan ada tambahan program link and match yang melibatkan 185 SMK dan 39 perusahaan. Program link and match, beserta. Program itu, beserta yang lain, rencananya akan masuk ke pos anggaran khusus vokasi Kemenperin dengan nilai Rp1,78 triliun di tahun ini.
"Dan kami berusaha agar kaum difable bisa diserap di pelatihan praktis, bisa diserap industri. Ini kami lakukan agar pekerja siap dan mendapatkan salary lebih baik," imbuh dia. (glh/agi)
http://bit.ly/2AAQwnT
January 09, 2019 at 08:08AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2AAQwnT
via IFTTT
No comments:
Post a Comment