Meski begitu, Hadi menegaskan pihaknya tak akan berkompromi apabila KKSB justru menginginkan kemerdekaan bagi Papua.
"Keinginan mereka akan kita wadahi, yang penting asal jangan keinginan merdeka itu saja, yang lain akan kita penuhi," kata Hadi saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (31/1).
Dalam beberapa hari terakhir kondisi keamanan di Papua terus memanas. Pada Senin (28/1) lalu, tembak-menembak kembali terjadi antara KKSB dan anggota TNI di Mapenduma. Satu orang personel TNI, Praka Nasrudin, tewas karena luka tembak di bagian perut.
Hadi menegaskan operasi penegakan hukum (Gakkum) TNI dan Polri untuk menanggulangi KKSB sudah berlangsung efektif.
Mantan Kepala Staf TNI AU itu menyatakan pihaknya tengah memanfaatkan suatu teknologi militer ketika melakukan operasi melawan KKSB. Hadi sendiri enggan menyebutkan teknologi apa yang dimaksud.
"Dengan teknologi yang sudah kita gelar di sana sebetulnya operasi di sana sudah efektif dengan kita menambah satu teknologi di sana," kata dia.
Selain itu, Hadi menegaskan pihaknya tak sekadar melakukan operasi tempur untuk menanggulangi KKSB. Di sisi lain, kata dia, pihak TNI turut melakukan 'soft operation' seperti operasi berbasis psikologis dan teritorial.
Aliansi Mahasiswa Papua, Front Rakyat Indonesia untuk West Papua berunjuk rasa di kawasan Monas, Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
|
"Sehingga rakyat Papua ketika melihat TNI berbaju loreng turun di lapangan mereka tidak ketakutan mereka akan welcome kepada kita sehingga operasi yang akan kita gelar itu bermacam-macam untuk mengurangi operasi tempur tadi," ucapnya.
Melihat hal itu, Hadi pun memprioritaskan masalah keamanan di Papua akan menjadi prioritas kerja TNI pada 2019.
Oleh karenanya, Hadi menginstruksikan kepada seluruh Panglima Komando Utama (Pangkotama) menyiapkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan para personel untuk menangani gangguan KKSB.
"Saya perintahkan kepada seluruh pangkotama untuk menyiapkan alutsista personel dengan asumsi trouble spot yang akan kita proyeksikan karena apa, karena karakteristik ancaman sekarang sudah berubah yaitu dari yang biasa tiba-tiba loncat menjadi sangat eskalatif dan dalam tempo yang lama," kata dia.
http://bit.ly/2GiuoTh
January 31, 2019 at 11:12PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GiuoTh
via IFTTT
No comments:
Post a Comment