Mahendradatta menuturkan keinginan Ba'asyir itu telah disampaikan kepada dirinya dan utusan Presiden Joko Widodo, Yusril Ihza Mahendra ketika bertandang ke Lapas Gunung Sindur.
"Kalau mau nolong saya, iktikad baik mau nolong saya tolong kasih remisi saja yang besar," ujar Mahendradatta menirukan ucapan Ba'asyir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/1).
Mahendradatta menuturkan remisi besar dimungkinkan diberi kepada Ba'asyir setelah pihaknya melakukan pengkajian. Ia menyebut pemerintah bisa memberikan remisi besar kepada Ba'asyir seperti ketika memberikan kepada narapidana korupsi Robert Tantular saat Idul Fitri tahun 2018.
Ia berkata, Robert menerima remisi selama 77 bulan meski divonis 21 tahun dan baru dipenjara setahun setelah Ba'asyir dipenjara.
"Jadi kalau memang mau nolong kasih aja remisi. Kami kan baca berita ada yang dapat 77 bulan. Hukuman lebih lama dan masuknya lebih belakangan dari ustaz," ujarnya.
Terkait dengan usulan itu, Mahendradatta menyebut Yusril meminta Ba'asyir untuk dibebaskan dalam waktu dekat. Kala itu, Yusril disebut menjanjikan Ba'asyir bebas tanpa syarat.
"Sebetulnya pemikiran yang sangat simpel dari ustaz Abu Bakar Ba'asyir itu, kok ternyata justru brilian. Dia sudah ngomong ternyata. Tapi Pak Yusril bilang 'udah ustaz tidak usah dipikirin, pokoknya bebas tanpa syarat'," ujar Mahendradatta.
Di sisi lain, Mahendradatta menegaskan Ba'asyir tidak pernah meminta untuk dibebaskan dalam waktu dekat. Ba'asyir, kata dia, hanya terkejut ada pihak yang memberi tawaran untuk bebas tanpa syarat.
"Tidak penah meminta. Belum pada saat meminta. Tiba-tiba ada orang datang menawarkan, lho kok bagus ingin bebas tanpa syarat," ujarnya. (jps/osc)
http://bit.ly/2DsZN3s
January 24, 2019 at 03:49AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2DsZN3s
via IFTTT
No comments:
Post a Comment