Kerabat melaporkan Yang hilang ketika kembali ke kampung halamannya di Guangzhou. Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan telah mengetahui kabar itu dan tengah mencari informasi keberadaan Yang.
"Karena kewajiban privasi kami, kami tidak bisa memberikan komentar lebih lanjut," ucap juru bicara Kemlu Australia kepada AFP pada Rabu (23/1).
Berita hilangnya Yang memicu kekhawatiran ada kemungkinan dia ditahan otoritas China. Seorang kerabat yang juga merupakan jurnalis, John Garnaut menganggap Yang sebagai seorang yang brilian dan berani memperjuangkan demokrasi.
"Insiden ini akan bergema secara global jika pihak berwenang tidak cepat menemukan jalan keluar," kata Garnaut memperingatkan.
Yang pernah bekerja di Kementerian Luar Negeri China di Provinsi Hainan. Namun, dia hijrah ke Hong Kong pada 1992 dan lalu pergi ke AS lima tahun kemudian. Di Negeri Paman Sam, Yang bekerja di sebuah lembaga analisis bernama Atlantic Council.
Yang pernah dinyatakan hilang pada 2011 lalu, tetapi ternyata cuma salah paham. Dia juga pernah dianggap sebagai salah satu blogger politik China paling berpengaruh.
Berita hilangnya Yang memicu kekhawatiran dia telah ditangkap otoritas China.
Sebab, insiden ini terjadi ketika China tengah bersitegang dengan Kanada akibat penangkapan Direktur Keuangan Huawei, Meng Wanzhou, beberapa waktu lalu di Kanada atas permintaan Amerika Serikat. China membalas penangkapan Meng dengan menahan dua warga Kanada.
http://bit.ly/2HrDAql
January 24, 2019 at 01:41AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2HrDAql
via IFTTT
No comments:
Post a Comment