Perusahaan pelat merah itu terdiri dari PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI). Mayoritas perusahaan sudah memulai konstruksi pada tahun lalu.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan manajemen siap menggelontorkan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk melanjutkan pembangunan konstruksi TOD di Bekasi dan Sentul. Perusahaan akan membangun apartemen terlebih dahulu di kawasan TOD tersebut.
"Ini baru dibangun, tapi sudah kami pasarkan sejak tahun lalu. Pemasaran pesan-pesan nomor," ucap Budi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (31/1).
Sumber pendanaan untuk TOD berasal dari anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan tahun ini yang sebesar Rp3 triliun. Artinya, separuh belanja modal Adhi Karya diperuntukkan bagi pembangunan proyek properti tersebut.
"Sumber belanja modalnya dari kas internal dan pinjaman bank. Porsinya 50 persen-50 persen antara kas dan pinjaman bank," terang Budi.
Selain Bekasi dan Sentul, Adhi Karya juga sedang mengurus perizinan untuk membangun TOD di Ciracas. Ia memprediksi perizinan bisa terbit dalam satu hingga dua bulan ke depan.
"Nanti ada 12 tower apartemen, pembangunan mungkin kira-kira lima sampai enam tahun," jelas Budi.
Sementara itu, Wijaya Karya melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Realty menyiapkan dana lebih kecil sekitar Rp600 miliar untuk membangun satu TOD di Bendungan Hilir tahun ini. Namun, untuk total belanja modal perusahaan pada 2019 sebesar Rp5,4 triliun.
"Untuk proyek yang di Bendungan Hilir saat ini perkembangannya sudah mulai pasang pondasi," kata Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Realty Juni Ermawan.
Perusahaan juga sedang merancang dan mengurus perizinan untuk beberapa proyek TOD lain, seperti TOD di Walini, Karawang, Senen, dan Manggarai. Juni mengaku belum bisa menyebut nilai proyek untuk masing-masing TOD.
"Kalkulasi biaya masih proses, belum finalisasi," imbuh dia.
Di sisi lain, Direktur Perencanaan dan Pembangunan PTPP M Aprindy memaparkan satu proyek TOD akan mulai dibangun tahun ini, yakni TOD kawasan Juanda. Dana yang akan dikucurkan perusahaan sebesar Rp250 miliar untuk pembangunan tersebut.
"Dana Rp250 miliar untuk tahun ini saja, kalau nilai proyeknya hampir Rp1,2 triliun," ucap Aprindy.
Aprindy menyebut pembangunan di Juanda itu menjadi proyek pertama TOD yang dibangun oleh PTPP melalui entitas usahanya, PT PP Properti Tbk (PPRO) Sebelumnya, TOD Juanda sempat terkendala perizinan lahan.
Walaupun begitu, PTPP telah memasarkan unit apartemen yang akan dibangun di area TOD Juanda sejak tahun lalu. Bila sesuai rencana, setidaknya terdapat dua tower apartemen yang diisi sekitar 700 unit.
"Nomor urut pemesanan (NUP) yang sudah dipasarkan, sudah satu tower," sambung Aprindy.
Selain TOD Juanda, PP Properti juga berkomitmen untuk membangun TOD di Stasiun Gubeng Surabaya dan Stasiun Tanah Abang. Selain itu, perusahaan juga akan bekerja sama dengan Wijaya Karya untuk membangun proyek serupa di Manggarai.
"TOD Gubeng dan lainnya masih studi. Belum detil. Kami studi masalah tanah, masih tahap perizinan dan segala macam," pungkas Aprindy. (aud/lav)
http://bit.ly/2MLiySD
February 01, 2019 at 10:06PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2MLiySD
via IFTTT
No comments:
Post a Comment