Hasto mengatakan Chairil telah melahirkan karya untuk menggelorakan semangat perjuangan melawan penjajah. Puisinya sangat bermanfaat dan mengandung makna positif bagi bangsa dan negara. Sementara puisi Fadli Zon, kata Hasto, justru tidak demikian.
"Di masa perjuangan kemerdekaan bangsa kita, lihat Chairil Anwar itu luar biasa. Jadi jangan degradasi puisi untuk menghina ulama seperti yang dilakukan Pak Fadli Zon," tutur Hasto di Rumah Cemara, Jakarta, Sabtu (16/2).
Hasto menjelaskan sejak dulu, puisi selalu mengandung hal-hal yang baik. Termasuk karya-karya yang dilahirkan oleh Chairil dan sastrawan Angkatan '45 lainnya. Menurutnya, puisi buatan Fadli Zon tidak seperti itu.
"Apa pun namanya, puisi dari seluruh pengalaman kan menampilkan hal-hal yang baik, yang menggelorakan semangat," kata Hasto.
Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon rajin membuat puisi. Umumnya, puisi karya Fadli bernuansa satire. Makna yang terkandung cenderung sering mengkritik keadaan Indonesia dan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Fadli sempat membuat puisi berjudul "Doa yang Ditukar". Dia membuat itu setelah ulama sepuh Jawa Tengah KH Maimun Zubair mendoakan Prabowo Subianto di hadapan Jokowi. Seharusnya, Jokowi yang didoakan oleh Maimun.
Tak lama Ketua Umum PPP Romahurmuzy membisikkan Mbah Moen. Di kesempatan yang berbeda, Mbah Moen lalu mendoakan Jokowi agar menjadi presiden untuk yang kedua kalinya.
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid meminta penjelasan Fadli terkait puisi yang dibuatnya. Alissa ingin penjelasan apakah Fadli bermaksud menyinggun Mbah Moen dalam puisinya atau tidak.
Sejauh ini, Fadli menyatakan dirinya enggan meminta maaf.
http://bit.ly/2S7D154
February 16, 2019 at 11:39PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2S7D154
via IFTTT
No comments:
Post a Comment