Keduanya memiliki visi yaitu terwujudnya Bangsa dan Negara Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, relijius, berdaulat, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya serta menjamin kehidupan yang rukun antarwarga negara tanpa memandang suku, agama, ras, latar belakang etnis dan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar (UUD) Negara 1945.
Prabowo-Sandiaga menjabarkan visi tersebut lewat lima misi. Kubu Prabowo-Sandiaga meletakkan fokus ekonomi pada misi pertamanya. Mereka mencanangkan misi akan membangun perekonomian nasional yang adil, berkualitas, dan berwawasan lingkungan dengan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia melalui jalan politik-ekonomi sesuai pasal 33 dan 34 UUD 1945.
Untuk merealisasikan visi dan misinya, Prabowo-Sandiaga meletakkannya pada empat pilar yang dijanjikan akan menyejahterakan masyarakat.
PPasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat menyampaikan pidato kebangsaan beberapa waktu lalu.(CNN Indonesia/Andry Novelino)
|
Menariknya, calon tersebut kembali meletakkan ekonomi sebagai pilar pertama. Selain pilar ekonomi, ada pilar kesejahteraan rakyat, pilar budaya dan lingkungan hidup, dan pilar politik, hukum, dan pertahanan keamanan (hankam).
Pilar ekonomi sendiri kembali dirincikan dalam delapan pilar. Pertama, Prabowo-Sandiaga berjanji akan menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan di bidang ekonomi, dengan mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan mampu bersaing di tingkat dunia. Kedua, menciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya. Ketiga, menjaga harga kebutuhan pokok yang stabil dan terjangkau. Keempat, mendorong pertumbuhan dunia usaha dan koperasi yang efisien dan unggul.
Selanjutnya pilar kelima adalah mendorong pembangunan berkualitas yang mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial ekonomi. Keenam, meningkatkan daya beli masyarakat. Ketujuh, menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru, termasuk pariwisata, ekonomi digital, startup, industri syariah dan maritim.
Pilar terakhir yaitu mendorong pembangunan ekonomi nasional dengan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan yang berkeadilan sosial.
Untuk merealisasikan pilar tersebut, Prabowo-Sandiaga kembali menyusun 36 aksi. Jumlah aksi dalam pilar ekonomi ini merupakan rancangan aksi paling banyak dibandingkan rancangan aksi pilar lainnya.
Beberapa aksi ekonomi Prabowo-Sandiaga kerap disinggung oleh keduanya, maupun oleh tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
Aksi ekonomi yang santer tersebut antara lain membangun kembali industri strategis nasional yang mampu memproduksi barang-barang modal untuk mengurangi ketergantungan impor barang modal.
Prabowo berjanji tidak melakukan impor komoditas pangan hingga energi jika terpilih menjadi presiden Indonesia. Ia menyatakan bakal membawa masyarakat Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dengan menjalankan swasembada pangan maupun energi.
"Kita tidak akan impor apa-apa saudara-saudara sekalian! Kita harus dan kita mampu swasembada pangan! Mampu! Kita juga harus dan mampu swasembada energi, swasembada bahan bakar," kata Prabowo belum lama ini.
Prabowo juga berjanji akan menghentikan kebocoran kekayaan negara di bidang sumber daya alam dengan membangun industri pengolahan bahan mentah, smelter, penyulingan minyak, menghentikan trade misinvoicing atau perbedaan pencatatan pembukuan dalam aktivitas perdagangan, dan mewajibkan penyimpanan devisa hasil ekspor di bank-bank dalam negeri, guna memberikan nilai tambah lebih besar untuk kemajuan perekonomian nasional.
Ihwal kebocoran ini juga menjadi topik yang sering disinggung oleh Prabowo. Menurutnya, anggaran yang disusun pemerintah setiap tahunnya justru bocor dan dikorupsi. Berdasarkan data yang dikantongi Prabowo, setidaknya ada kebocoran sekitar Rp500 triliun per tahun.
"Dari Rp2.000 triliun (anggaran pemerintah), hampir Rp500 triliun yang bocor. Uang ini hilang," ujarnya.
Prabowo juga mencanangkan aksi pada bidang infrastruktur. Ia berjanji akan membenahi infrastruktur yang membuka kesempatan lapangan kerja dan memperpendek rantai distribusi hasil-hasil pertanian.
Di samping itu, jika terpilih Prabowo akan mengembangkan infrastruktur pendukung di daerah terpencil, perbatasan, dan pulau-pulau kecil, serta pulau terluar.
Soal infrastruktur, kubu nomor memang 02 kerap menyinggung kekurangan proyek pembangunan infrastruktur pada pemerintahan Presiden Jokowi. Misalnya, Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut tarif tol di Indonesia paling mahal se-Asia Tenggara.
Danhil juga menyatakan bahwa pembangunan jalan tol per kilometer harus mengeluarkan kocek sebesar Rp100 miliar, sedangkan di Thailand hanya Rp30 miliar. Tidak kalah penting, Prabowo juga berjanji akan memperbaiki tata kelola utang pemerintah.
Ia mengatakan akan menggunakan utang hanya untuk sektor-sektor produktif yang berdampak langsung terhadap perbaikan kesejahteraan rakyat, serta menghentikan praktik berutang yang tidak sehat dan tidak produktif, seperti berutang untuk bayar bunga utang, dan berutang untuk membayar biaya rutin.
Tentunya sudah bukan hal baru bagi masyarakat jika Prabowo mengkritik soal tumpukan utang. Bahkan ia menyebut menteri keuangan lebih pantas disebut sebagai menteri pencetak utang.
"Kalau menurut saya, jangan disebut lagi lah ada menteri keuangan. Mungkin menteri pencetak utang," kata Prabowo .
Jika terpilih sebagai kepala negara, Prabowo janji utang baru hanya bisa ditolerir jika berbasis pada pembiayaan proyek pembangunan yang spesifik yang membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
[Gambas:Video CNN] (ulf/lav)
http://bit.ly/2SDcPV3
February 16, 2019 at 11:49PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2SDcPV3
via IFTTT
No comments:
Post a Comment