"Anggarannya Rp605 miliar, tapi (pencairannya) nanti bertahap. Kami juga akan tinjau untuk dibesarkan lagi (anggarannya)," ujar Luhut dalam keterangan resmi, Selasa (19/2).
Menurutnya, penambahan anggaran program Citarum Harum ke depan bukan hanya akan datang dari pemerintah, tetapi juga pihak swasta hingga asing. Ia menyebut ada beberapa perusahaan swasta yang melakukan aksi tanggung kawan sosial korporasi (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk revitalisasi sungai sepanjang 269 kilometer (km) itu.
Selain itu, menurut Luhut, banyak lembaga internasional yang mengetahui dan tertarik pada program revitalisasi pemerintah terhadap Sungai Citarum. Pemerintah juga rencananya akan melakukan sosialisasi program ini di sela penyelenggaraan forum ekonomi berkelas dunia pada Maret mendatang.
Forum tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan tahunan forum bertajuk World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss pada akhir Januari 2019. Pada acara forum lanjutan WEF nanti, pemerintah akan kedatangan para perwakilan Bank Dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD), dan lainnya.
"Ini tidak ada masalah pencitraan di sini, kami semua harus bekerjasama untuk Citarum yang bersih dan agar rakyat bisa sehat," tekannya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menambahkan tim program Citarum Harum yang melibatkan pemerintah di pusat dan daerah sudah menyepakati untuk mengebut penyelesaian program ini. Semula, program ini diperkirakan bisa rampung dalam waktu tujuh tahun, namun kini menjadi lima tahun atau pada 2024.
"Tidak perlu tujuh tahun, kurang dari itu mudah-mudahan dalam lima tahun Citarum akan kembali harum, dari yang paling kotor menjadi salah satu yang paling bersih," ujarnya.
Sungai Citarum merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat. Aliran sungainya juga mengalir ke DKI Jakarta. Hal ini membuat sungai ini menjadi salah satu sumber air minum bagi masyarakat Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung.
Audit BPK
Sementara terkait rencana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang akan melakukan audit kinerja keuangan program revitalisasi Sungai Citarum, Luhut mengaku belum mendengar hal tersebut.
Untuk itu, ia enggan memberi komentar. Ia hanya menekankan bahwa program revitalisasi ini sebenarnya baru berjalan efektif selama 11 bulan.
Sebelumnya, Anggota IV BPK Rizal Djalil menyatakan lembaganya bakal melakukan audit kinerja keuangan Citarum Harum. Sebab, BPK menilai program ini masih lemah dalam hal sosialisasi terkait pelestarian kepada warga di sekitar sungai dan dalam merawat fasilitas.
Dalam proses audit, BPK mengaku akan bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang lingkungan dan masyarakat DKI Jakarta agar hasil audit bisa menjadi bahan pertimbangan gubernur DKI dalam permasalahan air.
"Audit ini juga berfungsi untuk meminalisir potensi keuangan yang akan menjadi beban Pemprov DKI jakarta," jelasnya. (uli/agi)
http://bit.ly/2X94xmw
February 20, 2019 at 03:20AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2X94xmw
via IFTTT
No comments:
Post a Comment