Hal itu disampaikan usai Hadi menyambangi kediaman Ma'ruf di Jakarta, Selasa (12/2). Menurutnya target tersebut realistis mengingat Jokowi memperoleh 84,3 persen suara di Solo saat Pilpres 2014.
"Solo ditarget 80 persen, Jawa Tengah 80 persen," ujar Hadi.
Meski demikian, Hadi enggan membeberkan strategi utama untuk merealisasikan target 80 persen tersebut. Ibarat perang, ia khawatir strateginya akan ditiru oleh lawan, dalam hal ini kubu Prabowo-Sandiaga.
Meski bungkam, Hadi mengklaim pihaknya akan menampilkan kampanye yang santun dengan tidak menjelekkan lawan."Kita menyampaikan program-program kerja dari Pak Jokowi selama empat tahun terakhir ini, yang jelas itu. Namun kalau strategi yang lain ya jangan," ujarnya.
Selain menargetkan kemenangan, Hadi mengaku sempat melaporkan keberadaan posko pemenangan di Kota Solo kepada Ma'ruf. Ia mengatakan terdapat Posko Mega Gotong Royong di tingkat kota, kecamatan, hingga RW yang bakal bergerak untuk menggalang suara.
Terkait dengan keberadaan posko, ia pun menyinggung posko yang dibangun oleh pasangan Prabowo-Sandiaga di Solo. Ia menyebut posko Prabowo-Sandi tidak dijaga sehingga terjadi peristiwa kehilangan televisi beberapa waktu lalu.
"Kalau poskonya kehilangan TV berarti tidak ada yang jaga. Kalau di posko saya ada tiga shift. Itu petugas partai yang menjaga posko," ujar Hadi.
Selanjutnya, Wali Kota Solo ini juga menyampaikan kepada Ma'ruf perihal acara yang telah dan akan dilangsungkan di Kota Solo guna mendulang suara. Salah satu acara yang telah terlaksana adalah acara Jaringan Kiai Santri Nasional yang dihadiri Khofifah Indar Parawansa.Sementara acara yang akan datang, ia menyebut akan ada acara Kirab Nusantara yang diikuti oleh seratus ribu peserta. Namun, ia menyebut Ma'ruf tidak diundang. Ia merasa yakin mampu mengamankan suara Kota Solo tanpa campur tangan Jokowi-Ma'ruf.
"Pak Kiai tidak perlu di Solo. Solo biar diurusi orang Solo," ujarnya.
Di sisi lain, Hadi menegaskan pihaknya tak khawatir suara Jokowi-Ma'ruf bakal tergerus akibat keberadaan Posko Prabowo-Sandiaga di Kota Solo. Ia menilai hal itu bagian dari kompetisi dalam pemilu.
"Saya sering urus sepak bola, sebelum bertanding itu perang urat saraf itu pasti. Ini ya sama, kompetisi," ujar Hadi.
Lebih dari itu, ia mengatakan dirinya sudah banyak mengikuti banyak pemilu. Sehingga ia mengaku memahami bagaimana cara untuk mengamankan suara dari serangan lawan. (jps/osc)
http://bit.ly/2StLdl9
February 13, 2019 at 12:26AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2StLdl9
via IFTTT
No comments:
Post a Comment