"Kami dapat melakukannya (inspeksi) dengan sangat mudah karena kami memiliki prosedurnya. Inspeksi terhadap Korut akan berlangsung, dan jika kami melakukan itu, kami sudah memiliki pengaturan jadwal yang sangat baik," kata Trump dalam jumpa pers setelah bertemu Kim Jong-un, Kamis (28/2), di Hanoi.
Dalam kesempatan itu, Trump mengungkapkan masalah sanksi menjadi alasan utama mengapa pertemuan keduanya dengan Kim Jong-un hari ini tak mampu menghasilkan kesepakatan apa-apa soal denuklirisasi.
Menurut Trump, Kim Jong-un sangat ingin sanksi-sanksi yang selama ini dijatuhkan AS dan dunia internasional dicabut.
"Pada dasarnya mereka (Korut) ingin sanksi-sanksi dicabut sepenuhnya, tapi kami tidak bisa melakukannya," kata Trump.
"Dia (Kim Jong-un) ingin melakukan denuklirisasi, tapi dia hanya ingin (melucuti senjata nuklir) di situs-situs dan wilayah yang tidak terlalu penting dan tidak sesuai dengan keinginan kami."
Dikutip AFP, intelijen AS meyakini bahwa Pyongyang setidaknya masih memiliki situs uranium, satu dekat Kangson dan satu di lokasi yang tak diungkapkan.
Di masa lalu, Korut sudah pernah mengizinkan tim dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk melakukan inspeksi ke situs-situs nuklirnya pada 1994-2002 dan 2007-2009.
Namun, Pyongyang mengusir para inspektorat-inspektorat itu pada 2009 setelah melakukan uji coba nuklir keduanya. Sejak itu, Korut tak pernah mengizinkan tim pemantau masuk ke negaranya untuk menginspeksi situs-situs nuklir.
IAEA juga menyatakan perwakilannya di Korut tidak pernah diberikan akses penuh terhadap kompleks-kompleks nuklir, termasuk situs uraniumnya. (rds/has)
https://ift.tt/2T4UMHv
March 01, 2019 at 02:47AM from CNN Indonesia https://ift.tt/2T4UMHv
via IFTTT
No comments:
Post a Comment