Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar Polisi Budhi Herdi Susianto mengatakan dua orang tersangka merupakan aktor atau pihak yang berperan dalam aksi pembajakan tersebut.
"M ikut bersama-sama merampas tangki tersebut. Kemudian ada orang yang berperan sebagai aktor intelektualnya, yaitu atas nama N, dia yang merencanakan dan memberikan perintah kepada para pelaku lain untuk melakukan perampasan ini," tutur Budhi saat dikonfirmasi, Selasa (19/3).
Budhi menuturkan untuk sementara motifnya diduga para pelaku tidak puas dengan hasil negosiasi dengan sejumlah pihak yang mereka lakukan selama menjalankan aksi demo.
"Sehingga mereka ingin mencari perhatian cuma dengan cara yang salah, jadi mereka dalam rapatnya itu menginginkan sesuatu yang ekstrem dan diterjemahkan sampai terjadinya perampasan itu" ujar Budhi.
Budhi menyebut sampai saat ini pihaknya masih terus memeriksa kedua tersangka secara intensif guna mengusut kasus pembajakan mobil tangki tersebut. Selain itu, dikatakan Budhi, pihaknya masih mengejar 16 pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Dalam melakukan pengejaran, sambungnya, Polres Metro Jakarta Utara pun bekerja sama dengan pihak Polda Metro Jaya. "Polda juga backup kita dan sepertinya ini kasus juga dilimpahkan ke Polda," ujar Budhi.
Budhi menuturkan atas perbuatannya kedua tersangka dijerat pasal 365 KUHP juncto pasal 360 KUHP juncto pasal 170 KUHP.
Diberitakan sebelumnya, aksi demo digelar di depan Istana Negara oleh massa Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SP-MAT), Senin (18/3). Massa menyertakan mobil tangki PT Pertamina yang dibajak.
Dua pengemudi mobil tangki berukuran 32 kiloliter itu, Muslih bin Engkon dan Cepi Khaerul dipaksa turun. Setelah digunakan untuk aksi protes, dua mobil tangki tersebut diamankan Polres Jakarta Pusat.
Malam harinya, sebanyak 10 anggota SPT-AMT Pertamija dijemput oleh pihak Polres Metro Jakarta Utara. Salah satu anggota SP-AMT Pertamina Chori menduga penjemputan rekan-rekannya itu terkait aksi pembajakan dua mobil tangki berisi biosolar untuk digunakan dalam aksi pagi tadi.
Chori mengaku heran dengan penjemputan rekan-rekannya itu setelah membubarkan aksi di seberang Istana Merdeka, Jakarta Pusat, dengan damai. Menurutnya, bila polisi ingin menjemput mereka seharusnya dilakukan saat aksi masih berlangsung.
"Miris rasanya melihat perjuangan kawan-kawan ini setelah bertemu presiden dua kali bukannya selesai justru malah dikriminalisasikan," katanya, Senin (18/3).
[Gambas:Video CNN] (dis/ain)
https://ift.tt/2Cqnl7W
March 19, 2019 at 09:47PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Cqnl7W
via IFTTT
No comments:
Post a Comment