"Ini ujian, bisa enggak berhasil, kalau [NU] diajak, ternyata kita NU bisa memberikan pembuktian bahwa NU kalau diajak akan bisa memperoleh kemenangan," kata Ma'ruf, di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Minggu (28/3).
Ma'ruf menambahkan pencapaiannya di Pilpres 2019 adalah sebuah penghargaan bagi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. Bentuknya, kesempatan bagi ulama untuk berperan lebih dalam hal kenegaraan."Ketika kita (NU) diajak artinya itu ada penghargaan yang diberikan kepada kita untuk mengambil peran, walaupun menangnya itu baru di quick count. Jadi saya belum boleh disebut wapres, baru siap-siap jadi wapres, karena real count-nya sedang berjalan," kata dia.
"Biasanya ulama itu ditaruhnya di belakang, bagian 'amin, waladholin amin', namanya di hilir. Sekarang ini ditarik ke hulu, saya sebut ini hulunisasi peran ulama," tambahnya.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj sempat menyatakan dukungannya kepada Jokowi-Ma'ruf. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
|
"Dikhawatirkan NU itu tidak utuh, tapi ternyata utuh, satu, baik yang struktural maupun kultural, ini yang kita syukuri ada satu dua yang khuruj, itu biasa di mana-mana. Secara keseluruhan, potensi peran dari pada NU di pilpres ini luar biasa," kata dia.
Salah satunya buktinya adalah perolehan suara yang dominan di Jawa Timur, yang merupakan basis kultural NU.
"Jatim itu perolehannya, kenaikannya cukup besar. [Pilpres] 2014 Pak Jokowi hanya memperoleh 53 persen, sekarang ini 68 persen, naiknya tinggi sekali. Dan itu karena adanya upaya dari warga Nahdatul Ulama," aku dia."Saya menganggap kemenangan [paslon] 01 sangat ditentukan oleh perolehan di Jawa Timur, dan selain Jateng dan Jogjakarta," katanya.
Berdasarkan hasil hitung cepat Indo Barometer dengan total suara masuk 99,83 persen, Jokowi-Ma'ruf secara nasional unggul dengan raihan suara 54,35 persen, berbanding 45,65 persen milik paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengklaim kemenangan pada Pilpres 2019 berdasarkan hasil 'real count' internalnya. (CNN Indonesia TV)
|
Dalam silaturahmi ini Ma'ruf didampingi oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, serta sejumlah Kiai Sepuh Jawa Timur lainnya.
Diketahui, NU memiliki sikap terkait politik praktis dalam Khittah 1926. Dikutip dari situs nu.or.id, Khittah NU merupakan landasan berpikir, bersikap, dan bertindak warga Nahdliyin yang harus dicerminkan dalam tingkah-laku perseorangan maupun organisasi serta dalam setiap pengambilan keputusan.
Naskah khittah dirumuskan oleh KH Achmad Siddiq dibantu oleh beberapa kiai lain. Isinya adalah soal rel perjuangan NU seperti cita-cita organisasi pada awal didirikan.Yakni, dakwah keagamaan dan sosial-kemasyarakatan (jam'iyyah diniyyah ijtima'iyyah), bukan melanggengkan politik praktis, apalagi memanfaatkan organisasi untuk tujuan politik tersebut.
(frd/arh)
http://bit.ly/2ZHLKjy
April 29, 2019 at 08:11AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2ZHLKjy
via IFTTT
No comments:
Post a Comment