Lantas, saat ini Blackberry sendiri telah fokus menjadi perusahaan software perusahaan dan Internet of Things (IoT). IoT adalah istilah yang digunakan untuk menyebut berbagai perangkat pintar yang terhubung dengan internet.
Perubahan inti bisnis Blackberry ini dilakukan sejak John Chen menduduki pucuk pimpinan perusahaan pada 2013.
Hal ini dilakukan setelah Blackberry terus menderita kerugian sejak kalah saing dari Android dan iOS. Sejak saat itu, perusahaan ini terus menyusut. Blackberry pertama kali melakukan PHK terhadap 2.000 pekerja pada 2011.
Berlanjut dengan PHK 5.000 pekerja pada 2015. Serta PHK 40 persen pekerja sebanyak 4.500 pegawai pada 2013. Pada 2017 pegawainya menyusut dari 6.225 menjadi 4.044 pegawai saja.Untuk memajukan bisnis software untuk perusahaan, Blackberry lantas membuat sejumlah langkah akuisisi perusahaan teknologi pihak ketiga.
Pada September 2014 perusahaan ini mengakuisisi Secusmart. Perusahaan berbasis di Jerman ini diakuisisi untuk membuat Blackberry sebagai penyedia ponsel paling aman di pasar. Ponsel Blackberry 10 yang bisa mengenkripsi pesan suara dan data ini lantas digunakan oleh pemerintahan Jerman, termasuk Kanselir Angela Merkel dan sejumlah Kementerian dan anggota parlemen.
Pada 2015, Blackberry mengakuisisi Good Technology. Teknologi perusahaan ini digunakan untuk melengkapi solusi perangkat mobile perusahaan, Blackberry Enterprise Mobility Suite.
Keinginan Blackberry untuk menyediakan perangkat aman berlanjut dengan mengakuisisi perusahaan konsultasi siber berbasis di Inggris, Encription pada Februari 2016.Akuisisi masih berlanjut pada November 2018. Kala itu perusahaan Kanada ini membeli Cylance sebesar US$14 miliar (sekitar Rp20 triliun) secara tunai.
Teknologi perusahaan ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan buatan pada produk software, aplikasi IoT, dan layanan Blackberry lainnya. Pembelian Cylane akan menjadi akuisisi terbesar BlackBerry sepanjang sejarah finansial perusahaan asal Kanada itu. (eks)
http://bit.ly/2MhIicz
June 01, 2019 at 03:48PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2MhIicz
via IFTTT
No comments:
Post a Comment