Polisi-polisi pun diminta untuk menjaga ketertiban di desa Wasayo, di pinggiran Larkana di Provinsi Sindh.
Para pejabat kesehatan mengatakan ada sekitar 400 orang yang sebagian besar anak-anak. Mereka diminta untuk melakukan tes HIV karena tingkat infeksi yang makin meningkat di Pakistan, seiring dengan penggunaan peralatan yang tak steril, bahkan seringkali langsung menggunakan tangan sang dokter.
Kemarahan dan ketakutan terus membengkak di desa tersebut. Pihak setempat yang berwenang mengungkapkan bahwa hal ini bisa dikaitkan dengan kelalaian atau niat jahat seorang dokter anak di sana.
"Mereka datang berbondong-bondong," kata seorang dokter di klinik Makeshift yang mengungkapkan bahwa dia memiliki kekurangan peralatan dan personel untuk merawat jumlah pasien yang terus meningkat.
"Saya mengutuk (dokter) yang membuat anak-anak terinfeksi," kata Nisar Ahmed, seorang anak perempuan yang berusia satu tahun.
"Seluruh keluarga sangat sedih," kata Imam Zadi kepada AFP.
Sementara itu, ada banyak orang lain juga yang merasa khawatir dengan masa depan anak-anak mereka yang sudah rusak setelah tertular HIV, terutama mereka yang tinggal di negara miskin.
"Dengan siapa dia akan bermain? Dan ketika dia dewasa siapa yang ingin menikahinya," kata seorang ibu yang anak perempuannya mengikuti tes HIV.
Tak berdaya
Pakistan sudah sejak lama dianggap sebagai negara-negara punya risiko rendah terkena HIV. Akan tetapi penyakit ini berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan, terutama di kalangan pengguna narkoba suntik dan pekerja seks.
Pada 2017 lalu, ada sekitar 20 ribu kasus infeksi HIV yang dilaporkan. Menurut PBB, Pakistan saat ini menjadi negara dengan pertumbuhan HIV tercepat kedua di Asia.
Penderitaan Pakistan juga makin menderita karena keterbatasan akses ke kesehatan. Ini membuat masyarakat pedesaan yang miskin makin rentan terhadap praktik medis yang tak memenuhi syarat.
"Menurut beberapa laporan pemerintah, ada sekitar 600 ribu dokter yang beroperasi di seluruh negeri, dan sekitar 270 ribu yang ada di provinsi Sindh," kata UNAIDS dalam pernyataannya.
"Demi menghemat uang, para dukun ini akan menyuntikkan beberapa pasien dengan satu jarum suntik," kata Sikandar Memon, manajer program provinsi untuk Program Pengendalian Sindh Aids.
"Banyak dokter yang tak memenuhi syarat karena memakai jarum yang sama untuk beberapa pasien, transfusi darah yang tak aman, dan praktik medis tak aman lainnya. Ini semua diklaim menyebabkan lonjakan kasus HIV," kata Bushra Jamil, seorang ahli penyakit menular di Universitas Aga Khan, Karachi.
"Prosedur medis yang merajalela tanpa pemeriksaan efektif menyebabkan wabah berulang di Pakistan." (AFP/chs)
http://bit.ly/2Hu8Bbn
May 21, 2019 at 01:58AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Hu8Bbn
via IFTTT
No comments:
Post a Comment