Kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam keterangan resmi seperti dilansir Reuters mengatakan rudal-rudal ini terbang di ketinggian 70 km hingga 200 km.
Kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pihaknya sedang melakukan analisis bersama Amerika Serikat atas peluncuran roket balistik kali ini.
Peluncuran ini merupakan yang pertama kali dilakukan sejak peluncuran rudal balistik antarbenua pada November 2017. Pemimpin Korut Kim Jong Un sebelumnya sempat menyatakan pihaknya tidak lagi menguji senjata nuklir.Saat itu, Korut tengah membangun kekuatan nuklirnya. Sebelumya Korut baru merampungkan uji coba sistem senjata taktis.
"Nampaknya jelas jika Korea Utara marah dengan sikap kurang fleksibel yang ditunjukkan pemerintahan Trump dalam meringankan sanksi nuklir, tetapi justru tetap berkeras memberikan tekanan," ungkap Harry Kazianis di Pusat Kepentingan Nasional AS.
Kim sebelumnya menggelar dua pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura dan Vietnam.Namun, kedua pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri program nuklir Korut karena ketidaksepakatan mengenai senjata dan pemberian sanksi. (Reuters)
http://bit.ly/2PHJJPC
May 04, 2019 at 04:59PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2PHJJPC
via IFTTT
No comments:
Post a Comment