Pages

Friday, May 3, 2019

Lewat OPOP, Pesantren Tingkatkan Daya Saing Ekonomi Nasional

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir mengatakan pesantren dapat terus berbenah untuk meningkatkan perannya dalam kemaslahatan umat.

Apalagi, sambungnya, jumlah pesantren saat ini sekitar 22 ribu dengan jumlah santrinya sekitar 4 juta orang.

"Ini modal dalam pembangunan termasuk di bidang industri dan perdagangan," kata Soetrisno ketika menjadi pembicara dalam dialog bertajuk 'Strategi Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Pesantren di Tasikmalaya', Jumat (3/5).

Di Ponpes Raudlatul Mutta'alimin, Tasikmalaya, Jawa Barat yang diasuh KH. Ate Musodik Bahrum, Soetrisno menuturkan, peran penting pesantren sebagai lembaga pendidikan adalah memperkuat keterampilan santri sebagai tenaga profesional.


Selain itu, kata dia, juga untuk menciptakan akhlak baik dan punya kompetensi agar pesantren dapat berperan untuk memajukan ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing. Lalu, pesantren juga dituntut mampu mengolah komoditas potensial di sekitarnya agar punya nilai tambah.

Soetrisno mendukung konsep 'One Pesantren One Product' (OPOP) dengan menciptakan nilai tambah komoditas lokal sebagai peningkatan daya saing ekonomi lokal.

Oleh karena itu, kata Soetrisno, daya saing menjadi kata kunci untuk mendukung pemerintah di sektor perdagangan. Apalagi itu disebut sebagai salah satu faktor untuk mengatasi defisit transaksi perdagangan.


Lewat konsep OPOP itu, pesantren bisa mengambil peran untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan bisa menghasilkan devisa.

"Produk-produk lokal Tasikmalaya seperti konveksi, bordir, dan produk hortikultura bisa ditingkatkan daya saingnya sehingga bisa masuk pasar ekspor untuk menambah devisa. Juga mampu menggantikan produk impor," tegasnya. (asa)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2LlB0nY
May 04, 2019 at 03:24AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2LlB0nY
via IFTTT

No comments:

Post a Comment