Sejauh ini, akhir pekan Amhee sudah penuh dengan jadwal kegiatan buka bersama. Ada pula dua janji buka bersama di waktu bersamaan. Alhasil, Amhee mesti terlambat datang buka bersama di tempat kedua.
Bukber di restoran bintang lima hingga kaki lima pun diikuti Amhee demi menjalin silaturahmi dengan kawan lama. Sudah jadi tradisi Ramadan dari tahun ke tahun, wanita karier berusia 22 tahun ini mengikuti beragam ajakan bukber yang datang dari berbagai grup WhatsApp dan Line.
"Ada buka bareng geng SD, geng SMA, geng kuliah, bukber teman pas semester tiga kuliah, geng skripsi-an, dan teman kantor," kata Amhee saat bercerita kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.Ajakan bukber ini diterima karena beragam pertimbangan seperti pertemanan yang dekat dan sudah lama tak bertemu serta lokasi yang mudah diakses serta terjangkau. Tak jarang Amhee menolak ajakan bukber jika lokasi jauh dari kediamannya di Tebet dan kantornya yang berada di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Amhee biasanya buka bersama di restoran atau mal di kawasan Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan. Restoran mahal atau kaki lima tak masalah, asalkan punya rasa makanan yang enak.
"Kalau teman-temannya punya tujuan buat foto-foto pasti akan di tempat yang mahal. Kalau cuma buat kumpul-kumpul bisa di mana aja. Saya juga ada, kok, bukber yang di kaki lima cuma makan pecel ayam gitu," ungkap Amhee.
Bukber jadi sesuatu yang istimewa bagi Amhee karena momen ini hanya sekali dalam setahun."Saya akan usahain, toh, cuma sekali setahun. Enggak sesering itu," ucap Amhee.
Bukber bersama kawan lama ini diisi dengan berbincang mengenai perkembangan kehidupan. Amhee juga memanfaatkan ajang ini untuk mempromosikan jasa makeup artist yang sudah digelutinya beberapa tahun terakhir.
"Update kehidupan, sharing informasi, entah ngomongin orang, kerjaan, kehidupan, semua bisa di-share," kata Amhee.
'Menabung' demi bukber
Selain manfaat silaturahmi, badai bukber ini membuat Amhee merogoh kocek. Dia mesti mengatur ulang pengeluaran lantaran biaya tak sedikit yang dikeluarkan untuk sekali bukber. Jumlahnya mencapai kocek Rp100 ribu hingga Rp500 ribu untuk makan all you can eat di restoran hotel bintang lima.
Besarnya pengeluaran ini biasanya tergantung dengan siapa dia berbuka.
"Tergantung orangnya, kalau teman-temannya bisa makan sharing, bisa Rp100-150 ribu," tutur Amhee yang bekerja di salah satu bank swasta ini.Besaran ini cukup untuk makanan pencuci mulut, menu utama, dan makanan penutup. Tak jarang, jika masih ingin bercengkerama dengan teman lama, Amhee dan teman-temannya pindah ke kafe untuk nongkrong. Rata-rata, dia bisa mengeluarkan Rp70 ribu untuk membeli kopi dan cake di kafe.
Jumlah pengeluaran di bulan puasa ini, menurut Amhee, boleh dibilang lebih besar ketimbang bulan lainnya.
"Karena berulang dan berdekatan. Kalau sebulan biasa makan di luar Rp500 ribu untuk sebulan, kalau bulan puasa Rp500 ribu untuk seminggu," ungkap Amhee.
Untungnya, Amhee sudah menyiapkan pengeluaran untuk buka bersama ini dari jauh-jauh hari. Ibarat menabung, dia mengorbankan pengeluaran di bidang lain seperti kosmetik atau liburan yang dialokasikan untuk dana bukber di bulan Ramadan.
"Ya, berarti bulan ini enggak beli yang lain dulu. Biasanya tiap bulan beli lipstik warna baru, bulan ini enggak dulu," ujar Amhee.
Jika uang yang sudah dialokasikannya tidak mencukupi, biasanya Amhee tak lagi menerima ajakan bukber selanjutnya. "Kalau udah habis bujetnya, misalnya yang kedelapan, ya enggak diterima karena udah overbudget," kata Amhee.Untuk menghemat pengeluaran, tak jarang pula Amhee menggunakan fitur promosi yang banyak ditawarkan berbagai aplikasi makanan.
[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)
http://bit.ly/2VyTNfg
May 18, 2019 at 09:18PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2VyTNfg
via IFTTT
No comments:
Post a Comment