Mereka ingin Bawaslu memerintahkan KPU untuk menghentikan proses Situng yang dipublikasikan pada laman kpu.go.id.
Koordinator Relawan IT Badan Pemenangan Pemilu (BPN) Prabowo-Sandi, Mustofa Nahrawardaya, mengatakan bahwa hal itu bukan suatu kesalahan, melainkan kecurangan.
"Hari ini kami hadir di Bawaslu untuk melaporkan adanya dugaan kecurangan yang dilakukan oleh pihak tertentu dalam hal ini adalah IT, sistem IT di KPU," ucap Mustofa di kantor Bawaslu, Jakarta, Jumat (3/5).
"Kami meminta bahwa penghitungan Situng KPU dihentikan selama masih ada kejanggalan-kejanggalan," lanjutnya.
Mustofa mengatakan pihaknya telah menemukan kesalahan input data C1 di 73.715 dari 477.021 TPS yang dijadikan sampel. Dari jumlah tersebut, kesalahan paling banyak terjadi di wilayah Jawa Tengah, yakni sebanyak 7.666. Diikuti, Jawa Timur 5.826, Sumatera Utara 4.327, Sumatera Selatan 3.296, dan Sulawesi Selatan 3.219.Ia juga menyerahkan bukti berupa cetak screen laman situng KPU yang salah. Bukti tersebut dikemas dalam sebuah kotak.
Menurutnya, kejanggalan dalam situng KPU terbagi dalam beberapa jenis. Misalnya, jumlah total suara di TPS tidak sesuai dengan pemilih yang menggunakan hak suaranya. Total suara juga ada yang tidak sesuai dengan jumlah suara sah dan tidak sah.
Mustofa mengatakan jumlah kesalahan input data C1 ke Situng KPU bisa lebih besar dari yang pihaknya temukan.
"Jadi kalau di hitung dari 477.021 TPS jumlah dari pada kesalahan entry itu terdapat 15,4 persen cukup banyak, padahal Jumlahnya TPS 810 ribu sekian. Nanti kira kira dalam dugaan kecurangan entry jumlahnya 30 persen lebih," ucap Mustofa.
[Gambas:Video CNN] (bmw/arh)
http://bit.ly/2UYXqdZ
May 04, 2019 at 08:21AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2UYXqdZ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment