"Kalau tidak, Jokowi akan kalah dalam Pilpres dan bahkan bisa jatuh. Tidak mungkin bisa diendapkan seperti kasus Novel Baswedan dan lainnya," kata Andi dalam akun twitternya @AndiArief__, Senin (17/12).
Andi menilai masalah perusakan bendera partai berlambang mercy di Riau itu kesempatan bagi Jokowi menunjukkan taji sekaligus nyali sebagai Kepala Negara. Khususnya dalam penegakan hukum, bahwa tidak mungkin ada keadilan tanpa kepimpinan kuat dari pemimpinnya.
"Ini adalah kesempatan Pak Jokowi menggunakan "uji nyali" sebagai Presiden, tidak mungkin ada keadilan hukum tanpa kepemimpinan kuat dari Presiden," kata Andi.
SBY saat meninjau alat peraga kampanye Demokrat yang dirusak oknum suruhan. (Foto: Dok. Partai Demokrat)
|
Andi juga menyebut, Kepolisian Daerah Riau sudah melakukan penyelidikan dan akan menyampaikan ke publik tentang hasil pengusutannya. Namun dia menekankan kepolisian harus bisa profesional dalam memberi informasi kepada masyarakat.
"Cerita yang sebenarnya dan motif di balik insiden perusakan atribut SBY dan Demokrat telah diketahui banyak pihak, baik di Riau sendiri maupun di seluruh Indonesia. Partai Demokrat sendiri sudah mengantongi bukti dari investigasi," ujar Andi.
Andi sendiri enggan berprasangka dengan kepolisian dalam menangani kasus ini. Hanya saja ia menekankan polisi harus bisa profesional karena sudah memiliki bukti yang akurat.
"Kita tidak suuzan dengan polisi. Karena polisi sudah dapat data yang akurat, harusnya polisi menjelaskan apa adanya," ujar Andi menambahkan ketika dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
Presiden Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
|
"Caleg, parpol dalam kontestasi Pilpres mari jaga ketenangan, kesejukan dalam memasuki tahun politik. Jangan sampai memanasi dengan cara yang tidak beradab," kata Jokowi di Grand Suka, Pekanbaru, Sabtu (15/12).
Jokowi menegaskan seluruh masyarakat baik pendukung, calon legislatif, dan partai politik harus berpolitik dengan etika.
"Semuanya ini kita bicara semua tim, partai, caleg harus saling menghargai hormati baik bertutur kata, pemasangan spanduk, dan baliho, semuanya," ucap mantan Wali Kota Solo ini.
Sebelumnya Andi menuding pelaku perusakan bendera dan baliho Demokrat di Pekanbaru berkaitan dengan PDIP. Melalui akun twitternya @AndiArief__ , Andi mengatakan pelaku diperintah oleh seseorang yang memiliki kedekatan dengan Ketua DPC PDIP Kota Pekanbaru, Robin Hutagalung.
Sementara Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tak pernah menuduh PDI Perjuangan sebagai aktor di balik perusakan sejumlah bendera dan baliho Demokrat di Pekanbaru, Riau.
Presiden RI ke-6 itu sepenuhnya mempercayakan pengusutan kasus itu kepada pihak kepolisian. SBY percaya kepada Polri, seraya menyebut instansi penegak hukum itu punya rekam jejak baik dalam menuntaskan kasus-kasus hukum semasa pemerintahannya. (osc/gil)
https://ift.tt/2SRHHwC
December 17, 2018 at 06:02PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2SRHHwC
via IFTTT
No comments:
Post a Comment