Sebelumnya, perusahaan analisis big data GDILab menyatakan pendukung Prabowo-Sandi di media sosial diduga lebih banyak bergerak seperti pasukan siber dengan komando terpusat.
"Dibuka saja akun yang katanya fiktif, akun robot pendukung Prabowo-Sandi itu yang mana. Jangan asal ngomong," tutur Dasco kepada CNNIndonesia.com melalui pesan suara, Senin (17/12).
Dasco mengatakan tidak banyak lembaga yang mampu meriset data soal akun-akun fiktif di media sosial. Karenanya, kata dia, alangkah baik jika GDILab membuka hasil analisisnya dan merinci akun-akun fiktif pendukung Prabowo-Sandi yang dimaksud.
"Kita bandingin saja. Jangan terus menuduh-nuduh," kata Dasco.
Dasco menjelaskan setiap akun pendukung Prabowo-Sandi di media sosial tidak fiktif. Semuanya ada di dunia nyata.
Dasco lantas menganggap GDILab sebagai kubu Jokowi-Ma'ruf, atau lawan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Menurut dia, hasil analisis GDILab cenderung tendensius.
"Kalau kalah di medsos, kalah di medsos saja. Jangan banyak akun pendukung Prabowo-Sandi dibilang robot. Dibuka saja kalau benar," ucap Dasco.
Mayoritas pendukung Prabowo-Sandi di media sosial disebut sebagai pasukan siber dengan komando terpusat. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
|
"Dapat diindikasikan perilaku di kluster paslon Prabowo-Sandi terindikasi cyber troops, sementara kluster pendukung paslon Jokowi-Ma'ruf terindikasi dukungan individu," kata Chief Business dan co-founder GDILab Jeffry Dinomo alias Uje, dalam ForuMedsoSehat, di Jakarta, Minggu (16/12).
Berdasarkan hasil analisis pihaknya, pendukung Jokowi-Ma'ruf memiliki 14,7 persen konten orisinal yang berisi program kerja yang sudah dan akan dikerjakan jika terpilih lagi. Misalnya, soal pengoperasian Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Selain itu, 69,4 persen konten mereka merupakan retweet konten asli dan 15,9 persen konten mendapatkan balasan berupa komentar.
Di sisi lain, pendukung Prabowo-Sandi hanya memiliki 1,3 persen konten asli alias hasil postingan sendiri. Sementara, konten retweet mencapai 89,7 persen, dan hanya 8,9 persen membalas. Contohnya, dalam hal isu reuni 212.
Kedua, koordinasi yang baik dalam isu tertentu. Uje berpendapat konten yang dihasilkan kubu Prabowo-Sandi lebih terkoordinasi dengan baik. Namun secara interaksi, konten pendukung Jokowi dinilai lebih baik.
https://ift.tt/2SU59ts
December 17, 2018 at 09:13PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2SU59ts
via IFTTT
No comments:
Post a Comment