Ia, yang merupakan eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, pun membandingkan peran para pakar dalam mitigasi bencana sama seperti peran intelijen yang menyediakan informasi dalam sebuah peperangan.
"Kita mendapatkan data seperti kita kalo mau berperang harus dapat informasi dari intelijen. Nah, demikian juga menghadapi bencana ini yang tahu potensi bencana adalah para pakar," ujarnya setelah menghadiri acara serah terima jabatan (sertijab) di gedung Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (9/1).Dalam rencananya tersebut, Doni juga mengatakan penanggulangan bencana dibedakan berdasarkan daerahnya, seperti pesisir pantai dan pegunungan. Hal itu bisa dipersiapkan melalui edukasi terhadap masyarakat.
Edukasi tersebut menurut Doni bisa diterapkan dalam bentuk pelatihan-pelatihan berbagai tingkatan.
"Sampai di tingkat yang paling rendah yaitu mungkin di tingkat desa. Bahkan bisa saja latihan diselanggarakan sampai dengan tingkat RW," jelasnya.Ia pun berharap dengan ini masyarakat bisa semakin siap menghadapi potensi bencana. Selain itu, Doni juga menyebutkan kerja sama yang terintegrasi dengan media merupakan hal yang penting dalam menyediakan informasi yang faktual kepada masyarakat.
Hari ini, Doni menghadiri proses menggantikan Laksamana Muda (Purn) Willem Rampangilei di gedung Graha BNPB
Dalam acara tersebut juga dilakukan pisah sambut Willem dan Doni.
Pelantikan Doni diikuti dengan revisi Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2018 tentang BNPB. Namun, Jokowi tak menjelaskan secara gamblang terkait revisi tersebut.
(ani/arh)
http://bit.ly/2D0YMQ1
January 10, 2019 at 08:15AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2D0YMQ1
via IFTTT
No comments:
Post a Comment