Selain korban tewas, ledakan itu juga mengakibatkan sembilan orang lainnya terluka, termasuk di antaranya pasukan Kurdi.
"Ledakan itu adalah bom yang sengaja ditanam di sebuah bus di pusat Kota Afrin," ujar Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, kepada AFP.
Pasukan Turki dan kelompok pemberontak sekutu merebut wilayah Afrin dari pasukan Kurdi pada Maret 2018 lalu setelah guncatan serangan udara dan darat terjadi selama dua bulan lamanya.
Hingga kini masih belum jelas siapa yang berada di balik serangan tersebut.
Serangan itu menjadi ledakan kedua yang mengguncang Afrin sejak 16 Desember 2018 lalu. Saat itu, sebuah bom mobil menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil.
Ledakan itu terjadi setelah Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengancam akan melancarkan serangan baru terhadap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah. (AFP/asr)
http://bit.ly/2T5Dmqb
January 21, 2019 at 05:46AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2T5Dmqb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment