Lutfi yang juga mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM tersebut mengatakan pembangunan infrastruktur di masa Jokowi berjalan cepat. Dalam kaitannya dengan infrastruktur kelistrikan, menurut datanya, pada kurun waktu 2014-2018, Jokowi berhasil membangun pembangkit listrik hingga 22 gigawatt.
Sementara itu berkaitan dengan jalan tol, sepanjang periode tersebut pemerintahan Jokowi sudah berhasil membangun hingga 671 kilometer, atau 161 kilometer per tahun. "Ini, delapan kali lebih panjang dibanding pemerintahan sebelumnya," kata Lutfi dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta pekan ini.
Lutfi mengatakan pembangunan infrastruktur Jokowi tersebut telah memberikan dampak besar bagi perkembangan ekonomi dalam negeri. Pembangunan telah mendorong penciptaan lapangan kerja.
Adanya penciptaan lapangan kerja tersebut bisa dilihat dari penurunan angka pengangguran yang terjadi empat tahun belakangan ini. Sebagai informasi, pada 2014, angka pengangguran mencapai 5,7 persen.
Pada 2015, angka pengangguran sempat naik menjadi 5,8 persen. Tapi, awal tahun ini angka pengangguran tinggal 5,13 persen. Penciptaan lapangan kerja, turut menekan angka kemiskinan.
Pada 2014 angka kemiskinan masih 10,96. Tapi awal 2018 angka tersebut sudah berhasil ditekan sampai dengan 9,66 persen. "Kini (di era Jokowi), perubahan ke arah yang lebih baik telah terjadi. Angka ketimpangan antara yang miskin dan kaya semakin turun dalam empat tahun belakangan ini," katanya.
Lutfi mengakui percepatan pembangunan infrastruktur tersebut menjadi pilihan sulit bagi Jokowi. Apalagi pembangunan infrastruktur dilakukan sampai ke pelosok dan membuat utang pemerintah naik.
"Saya mencari kenapa utang naik dan ternyata jawabannya adalah pembangunan infrastruktur dari pinggir, pembangunan infrastruktur di pinggir merupakan pilihan sulit. Untuk itu kebijakan pemerintahan Jokowi harus diapresiasi," katanya. (agt)
http://bit.ly/2RvEnGG
February 02, 2019 at 02:02AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2RvEnGG
via IFTTT
No comments:
Post a Comment