"Selama kunjungan beberapa hari di Kota Ambon saya dan Tamara Kemanski dari Polandia melihat langsung, bertemu dan berbagi dengan masyarakat dan komunitas musik, sehingga kita sepakat Ambon siap menjadi kota musik dunia," katanya di Ambon, Sabtu (25/5) seperti dilansir Antara.
Kern mengatakan untuk menjadi kota musik dunia harus memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan UNESCO. Setidaknya, kata dia, ada dua hal yang harus ditunjukkan Kota Ambon kepada dunia yakni belajar dari kota musik lain, dan tunjukkan nilai kearifan lokal dari Ambon."Banyak hal yang dapat ditunjukkan karena Ambon memiliki berbagai hal baik itu kualitas bermusik, keragaman sosial dan budaya, ini tentu menjadi nilai yang berbeda," katanya.
Selain itu, Rainer mengaku terkesan dengan keramahan masyarakat, dan yang terutama adalah kualitas bermusik sangat baik yang dimulai sejak kecil serta keragaman budaya.
"Bukan hanya itu masyarakat terus mewujudkan perdamaian dan musik menjadi media pemersatu masyarakat, karena itu apresiasi bagi pemerintah, 'Ambon Music Office' yang telah bekerja sehingga bisa mencapai titik hingga saat ini, " ujarnya.
Ia mengakui jika Kota Ambon ingin mendapatkan identitas sebagai kota musik dunia maka yang harus dilakukan adalah membuka jaringan dan menjalin kerja sama.
Selama di Ambon Director UNESCO City Of Music Mannheim Jerman, Rainer Kern mengunjungi seluruh komunitas musik di Ambon yakni musik suling bambu di Negeri Tuni, Tahuri di Hutumuri, musik Sawat di Negeri Batu Merah, menyaksikan Festival Ramadan, dan pergelaran seni di Taman Budaya.
Provinsi Maluku, utamanya kota Ambon, memang dikenal dengan musikalitas yang tinggi sehingga kerap muncul istilah 'Ambon Bernyanyi Sepanjang Hari'. Sejumlah penyanyi dan musisi berkelas nasional pun banyak yang berdarah Ambon seperti Glenn Fredly, Harvey Malaiholo, Utha Likumahua, Melly Manuhutu, Broery Marantika, dan Marcello Tahitoe.
(Antara/kid)http://bit.ly/30MBzuL
May 26, 2019 at 03:19AM from CNN Indonesia http://bit.ly/30MBzuL
via IFTTT
No comments:
Post a Comment