Melalui pernyataan yang dirilis kantor berita pemerintah KCNA pada Minggu (16/12) kemarin, Kementerian Korut memuji upaya Presiden Donald Trump untuk memperbaiki hubungan dengan Pyongyang. Namun, dalam pernyataan itu, Korut juga mengatakan Kementerian Luar Negeri AS malah nampak hendak membawa hubungan Washington-Pyongyang kembali mundur dengan penjatuhan sanksi tersebut.
"Jika Washington yakin kebijakan penambahan sanksi dan tekanan akan memaksa Korut menyerahkan senjata nuklirnya, itu adalah sebuah kesalahan perhitungan terbesar. Dan ini (sanksi) akan menghalangi jalan menuju denuklirisasi di Semenanjung Korea selamanya," bunyi pernyataan Kemlu Korut.
Dikutip AFP, ancaman Pyongyang itu datang menyusul keputusan Gedung Putih untuk menjatuhkan serangkaian sanksi baru terhadap tiga pejabat Korut terkait pelanggaran hak asasi manusia.
Salah satu pejabat yang terkena sanksi baru AS itu ialah Choe Ryong Hae, salah satu tangan kanan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un.
Rencana denuklirisasi Korut disepakati Kim Jong-un dan Trump dalam pertemuan perdana mereka di Singapura pada 12 Juni lalu.
Hal itu menjadikan AS didesak untuk tetap menerapkan tekanan dan sanksi sampai Korut benar-benar mau melucuti senjata nuklir sepenuhnya.
Memenuhi permintaan Kongres AS, pemerintahan Trump berencana menyita aset milik tiga pejabat Korut atas peran mereka yang diduga ikut menutup kebebasan berekspresi di negara terisolasi itu.
https://ift.tt/2PGa8fi
December 17, 2018 at 10:13PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2PGa8fi
via IFTTT
No comments:
Post a Comment