Wiranto menyatakan penyelenggara pemilu telah sudah mewaspadai serangan tersebut.
"Kita juga bukan orang bodoh. Soal-soal high technology itu juga KPU-Bawaslu sudah mewaspadai itu. Jadi jangan khawatir," ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (14/3).
Wiranto Juga meminta masyarakat tidak mempercayai isu peretas dengan teknologi canggih bisa mengubah hasil penghitungan suara dengan sesuka hati.
Wiranto meyakni perubahan hasil pemilu tidak mungkin bisa dilakukan. Ia mengatakan tak perlu ada pemilu jika hal itu bisa terjadi."Kalau itu (mengubah hasil pemilu) bisa dilakukan di seluruh dunia ya tidak usah ada pemilu karena percuma kan," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua KPU Arief Budiman mengatakan serangan peretas ke situs KPU hampir tiap hari terjadi.
Hasil penelusuran KPU, serangan peretasan datang dari mancanegara, termasuk Rusia dan China.
"Bukan Rusia dan China (sebagai negara), tapi hacker ini orang per orang. Bukan institusinya," ujar Arief di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (13/3).Arief menyebut serangan para peretas sudah terjadi pada Pemilu 2014. Akan tetapi KPU memastikan serangan ini tak akan mengganggu proses pemilu.
"Insyaallah tidak, hitungan suara kita itu yang ditetapkan. Itu adalah yang hasil direkap secara berjenjang dan manual melalui berita acara itu," ujar dia.
Sementara itu Komisioner KPU Viryan Aziz menyebut serangan paling umum adalah denial of service attack (DOS). Serangan ini menghabiskan sumber daya sebuah situs hingga lumpuh dan tidak bisa bekerja optimal.
Viryan juga menyebut KPU sudah menindaklanjuti serangan demi serangan dengan bekerja sama dengan kepolisian.
"Setiap ada serangan siber, kita selalu koordinasi dengan Mabes Polri dalam hal ini cyber crime. Kita harapkan mereka bisa ungkap dan itu terbukti bisa ditangkap," tutur Viryan."Ada (yang ditangkap), orang Indonesia," imbuh dia. (jps/wis)
https://ift.tt/2TQPL4U
March 14, 2019 at 10:25PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2TQPL4U
via IFTTT
No comments:
Post a Comment